Pondok Pesantren Kutubusittah Sidoarjo menggelar Khataman Hadits Sahih Bukhari periode kedua, Senin (2/5). Sebelumnya Khataman Hadits Shahih Bukhari periode pertama dilaksanakan pada tahun 2015.
Khataman yang dilaksanakan sejak 18 Januari 2016 ini diikuti 100 santri LDII. Tak hanya dari Sidoarjo, namun peserta datang dari berbagai penjuru Indonesia bahkan peserta dari Malaysia turut menimba ilmu di Pondok tersebut.
Dalam khataman tersebut para peserta mengkaji tentang keutamaan Al Quran dan bagi ahli Al Quran, maka itu merupakan kebanggaan dan keutamaan baginya.
“Perumpamaan orang iman yang membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Quran sebagaimana buah ‘Al-Utrujah’ (buah jeruk manis) rasanya lezat dan harum aromanya, dan perumpamaan orang iman yang tidak menghafal tetapi bisa mengamalkan isi Al-Quran ibarat buah ‘At-Tamr’ (kurma) rasanya manis namun tidak ada aromanya, dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al-Quran ibarat ‘Ar-Raihanah’ (sejenis tumbuhan yang harum) semerbak aromanya (wangi) namun pahit rasanya, dan perumpamaan orang munafiq yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah ‘Al-Handhalah’ (nama buah) rasanya pahit dan baunya tidak sedap”. (HR. Bukhari).
Hadits Shahih Bukhari merupakan salah satu Hadits Kutibusittah dan menduduki peringkat pertama pada tingkat hadits yang shahih. Oleh sebab itu, Hadits Shahih Bukhari dikaji pada urutan awal agar para santri LDII memiliki pemahaman yang melekat di hati mereka.
“Semakin tinggi ilmu yang kita miliki, kita harus semakin bisa menetapi peraturan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta jangan lupa untuk meningkatkan amalan guna meraih surga setinggi-tingginya,” tutur KH. Abdurrahman Saleh, Dewan Penasihat DPD LDII Kabupaten Sidoarjo saat memberikan nasihat penutup Asrama Bukhori.
Sumber: siduta.com