Sukses atau tidaknya sebuah organisasi dalam menjalankan visi dan misinya, tak lepas dari kepemimpinan yang mumpuni. Kepemimpinan yang baik menjadi salah satu kunci utama yang harus diprioritaskan dalam organisasi. Karena itu, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Surabaya menekankan prinsip-prinsip kepemimimpinan yang harus dimiliki oleh jajaran kepengurusan, tak terkecuali ketua Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Anak Cabang (PAC) di wilayah Korda Surabaya Utara.
“Pemimpin yang baik minimal mempunyai 5 sifat, yaitu bener, pener, kober, pinter dan ojo keblinger”, beber H. Imam Pujiarto, S.Sos, M.Si, wakil ketua DPD LDII Kota Surabaya dalam konsolidasi dan pembekalan pengurus baru PC dan PAC LDII korda Surabaya Utara yang dilaksanakan Jumat (20/11) lalu. Imam menjelaskan, 5 prinsip dasar tersebut seyogyanya harus dimiliki oleh jajaran pengurus PC dan PAC. “Sifat pertama, pemimpin haruslah bener, artinya memagang prinsip kebenaran. Tidak melanggar aturan yang berlaku, baik aturan masyarakat, bangsa, negara maupun agama. Karena itu, seorang pemimpin harus berpegang teguh pada pedoman yang benar,” lanjut Imam.
Sifat kedua adalah pener yang berarti tepat, akurat, sesuai. Maksudnya adalah langkah yang diambil seorang pemimpin harus dengan situasi dan kondisi, dengan tetap tidak meninggalkan pedoman yang benar. “Dengan ketepatan tindakan ini, maka langkah yang diambil dapat tepat sasaran, dan memuaskan semua pihak yang berkepentingan”, jelas Imam.
Sifat ketiga adalah kober, yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya adalah sanggup atau bersedia meluangkan waktu. Pemimpin yang baik harus senantiasa menyempat-nyempatkan waktu di tengah kesibukannya untuk melaksanakan amanah yang diembannya. Tidak ada kata tidak sempat dalam kamus mereka. “Percuma saja jika seorang pemimpin mempunyai skill dan pengalaman yang demikian banyak, namun tidak sempat untuk melaksanakan amanahnya sebagai pemimpin, karena kesibukan yang luar biasa,” lanjut Imam.
Sifat berikutnya adalah pinter. Pinter disini tidak hanya berarti pandai, namun harus pandai-pandai menyikapi perubahan zaman beserta tantangan yang ada. Pemimpin harus cerdas dan pandai membaca situasi, serta tidak pernah berhenti belajar untuk memperkaya wawasan. Kemudian, sifat kelima adalah ojo keblinger, atau dalam Bahasa Indonesia kurang lebih artinya jangan kebablasan, jangan mentang-mentang dan jangan terlena. “Jangan sampai begitu menjadi ketua PC atau PAC, malah justru menjadi contoh yang tidak baik. Alih-alih melayani, malah ingin selalu dilayani. Ingin selalu diistimewakan, karena merasa derajat lebih tinggi,” tandas Imam.
Sebagai penutup, Imam juga menjelaskan pada sekitar 50 orang pengurus baru PC dan PAC LDII korda Surabaya Utara yang hadir malam itu untuk senantiasa memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk masyarakat. “Pengurus PC dan PAC harus senantiasa berkarya, yang selanjutnya karya tersebut dapat dikomunikasikan yang baik pada masyarakat, sehingga dapat memberikan kontribusi positif,” tutup Imam.
Acara konsolidasi yang dilaksanakan di Masjid Sabilul Muttaqin, jalan Bronggalan Sawah I / 15 tersebut dilanjutkan dengan pemaparan materi dari berbagai narasumber lain dari pengurus harian DPD LDII Kota Surabaya, guna melengkapi bekal yang diperlukan oleh peserta. (Riko Lazuardi)