Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) melalui pendidikan Ponpes Wali Barokah menggelar Asrama Syarah Asmaul Husna yang dibuka oleh Wali Kota Kediri, Abdullah Abubakar, SE.
Ketua Pondok Wali Barokah Kediri H. Sunarto M.Si mengucapkan bahwa dengan terwujudnya Asrama Syarah Asmaul Husna ini merupakan kerjasama dari semua pihak. Salah satunya peran pemerintah yang selama ini memiliki dukungan dan kepedulian luar biasa terhadap aktivitas Ponpes Wali Barokah.
Salah satu peran Pemerintah Kota Kediri ditandai saat awal pembangunan menara Asmaul Husna Ponpes Wali Barokah yang kemudian diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tahun 2009.
“Asrama Syarah Asmaul Husna diikuti sekitar 7.000 peserta, sementara ini masih bertambah dan berdatangan. Peserta yang hadir dan wajib mengikuti kegiatan asrama ini adalah para ulama-ulama, mubaligh maupun utusan yang terpilih untuk mewakili daerahnya masing-masing,” kata Sunarto.

Menurut Sunarto, revolusi mental yang diusung pemerintahan Jokowi dapat diterapkan dan dilaksanakan oleh warga LDII, salah satunya dengan pelaksanaan Asrama Syarah Asmaul Husna.
“Alhamdulillah, kalau masih ada yang mempertahankan nilai keagamaan sampai saat ini, mudah-mudahan bersama Pesantren Wali Barokah mari sama-sama mendapatkan kebarokahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar dalam sambutannya mengatakan, bahwa dengan kegiatan asrama ini LDII turut membangun ekonomi di wilayah sekitar pesantren. Selain itu masih banyak dampak positif lainnya.
“Dengan terdapat banyak pondok pesantren di sekitar wilayah kota Kediri, akan memicu tumbuhnya kegiatan wisata, terutama wisata religi. Bahkan, ketika acara asrama berlangsung, dampaknya sangat terasa bagi pengusaha di bidang transportasi, kuliner, penginapan, hingga warga sekitar yang rumahnya disewa peserta,” kata Abdullah.
Asrama Syarah Asmaul Husna yang berlangsung di Gedung Wali Barokah ini akan berlangsung selama empat hari mulai hari Senin hingga Kamis, 7-10 Maret 2016.
Kegiatan tersebut rencananya akan ditutup oleh ketua MPR Zulkifli Hasan, sekaligus menyosialisasikan empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum DPP LDII Prof Dr KH Abdullah Syam M.Sc. mengatakan program LDII untuk membentuk insan profesional religius harus diwujudkan dengan terus menambah ilmu pengetahuan mengenai agama, “Kami terus mendorong para ulama menggali kekayaan khasanah Alquran dan Alhadist sebagai pedoman berperilaku warga LDII di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Hal ini penting untuk mewujudkan program profesional religius,” kata Abdullah Syam.
Selain itu, ilmu yang diasramakan juga ditujukan untuk pembinaan generasi muda LDII, yang sasaran utamanya meraih tri sukses, yakni memiliki ilmu agama yang tinggi, memiliki akhlak mulia, dan mandiri.
Abdullah Syam berharap kedatangan Ketua MPR Zulkifli Hasan nantinya dapat meneguhkan komitmen kebangsaan warga LDII, yang sejak dulu selalu menyandingkan Islam dengan Pancasila sebagai keselarasan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
“Bagi LDII, Islam dapat dijalankan dengan baik di Indonesia berkat Allah SWT yang memberi bangsa Indonesia pedoman dasar negara berupa Pancasila sehingga bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan suku bisa hidup rukun dan damai,” tutup Abdullah Syam.
Sumber: ldii.or.id