Memasuki abad 21, gejala efek rumah kaca mulai terasa. Musim yang kacau, cuaca ekstrem, dan permukaan laut yang naik, membuat kualitas hidup manusia semakin tak mudah. Bencana alam di mana-mana. LDII dalam Rapimnas 2014 mencoba memberi solusi dalam rupa agroteknologi untuk menekan efek rumah kaca.
Efek rumah kaca sebenarnya terjadi dari gas yang naik ke permukaan dan terbentuk lapisan-lapisan. “Seperti halnya mobil ketika ditutup kacanya. Maka bisa dibayangkan bagaimana kondisi di dalam mobil tersebut. Tentunya panas dan tidak nyaman,” ujar Sri Tantri Arundhati, M.Sc Asisten Deputi Adaptasi Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup.
Dampaknya terjadi pemanasan global. Efeknya, sebagai contoh ada beruang kutub yang berdiri di dalam es. Semakin lama es semakin habis dan pada akhirnya beruang tidak kebagian tempat untuk hidup.
“Contoh lain, apabila Jakarta meleleh, maka bisa dibayangkan berapa besar volume air yang semakin bertambah di bumi kita. Volume air menguap bertambah, hujan semakin lebat dan terjadilah banjir,” ujar Tri Tantri.
Di bidang pertanian akibat perubahan iklim, suhu yang naik dapat menurunkan kontinuitas panen pada lahan pertanian. Es yang meleleh menyebabkan naiknya air laut, maka dapat dibayangkan kondisi pulau-pulau di Indonesia.
Di dunia telah tejadi penurunan ketersediaan air, seperti di Afrika dan Mediterania, dan daerah-daerah dengan iklim kritis. Dari sisi ekosistem, telah terjadi kerusakan terumbu karang dari suhu air yang meningkat dan menyebabkan kepunahan spesies. Alhasil dapat mengurangi pendapatan nelayan.
“Kita rasakan sendiri, akhir-akhir ini puting beliung, kebakaran, kekeringan dan curah hujau semakin tidak dapat dipredisksi. Ini sudah terjadi di Indonesia, tidak perlu pergi ke kutub utara,” ujar Tri Tantri.
Solusi
Hasil dari 2.500 peneliti di seluruh dunia, termasuk Indonesia, IPCCC Assesment Rapid 5 pada tahun 2014, perubahan iklim merupakan akibat kegiatan manusia. “Kita harus menjaga lingkungan dengan mengendalikan pencemaran dan kerusakan bumi, agar bencana tidak terjadi semakin besar,” ungkap wanita kelahiran 4 Maret 1963 ini.
Pengurangan Emisi
Bagaimana mengurangi emisi gas rumah kaca, dari aktivitas kita sebagai manusi? Manusia harus melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim yang sudah terjadi. Hasil penelitian para peneliti dunia, bahwa Jakarta merupakan kota yang sangat rentan. Maka pembenahan menjadi hal krusial untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Hasil penelitian Kementerian Lingkungan Hidup dalam 20 tahun terakhir telah terjadi perubahan suhu rata-rata 0,6 derajat Celcius. Dampak perubahan iklim tersebut memberikan dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari pertanian, kelautan, habitat hingga pertanian.
Hal lain yang telah dilakukan UNFCCC berkumpul dan melakukan negosiasi untuk mengatasi perubahan iklim. Indonesia juga telah melakukan penanganan dengan UU 32/09 PPLH dan RPJM sebagai solusi menangani permasalahan lingkungan hidup.
Agenda utama percepatan yang dilakukan pemerintah dengan cara penguatan sistem perubahan cuaca dan iklim di seluruh Indonesia bekerjasama dengan BMKG dan BPS. Hal ini untuk mengetahui potensi area-area di Indonesia. Juga dilakukan pengkajian peruntukan lahan, tentunya dengan tidak mengganggu keseimbangan lingkungan. Tindakan selanjutnya yaitu peningkatan informasi dan komunikasi untuk menyadarkan masyarakat.
Adapun kegiatan yang telah dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam program ketahanan pangan dan perubahan iklim adalah sebagai berikut; Pertama, Pendekatan pemerintahan, hasilnya berupa opsi adaptasi perubahan iklim dan kebijakan bersama. Kedua, Program kampung iklim, merupakan program apresiasi upaya masyarakat yang telah melakukan mitigasi perubahan iklim. Jika masyarakat punya usulan tentang kegiatan yang telah mereka lakukan, bisa melaporkannya pada Kementerian Lingkungan Hidup untuk menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.
Skenario Agroekoteknologi
DPP LDII mengusulkan bahwa skenario aplikasi agroekoteknologi sebagai upaya peningkatan produksi pertanian wajib diwujudkan. Selain itu juga diaplikasikan untuk rehabilitasi sarana pertanian, agroteknologi pangan dan pemanfaatan internet untuk menciptakan partisipasi aktif masyarakat sadar lingkungan.
“Maka kita sampaikan kepada calon pemimpin bangsa usulan ini dalam rangka mewujudkan pelestarian lingkungan hidup dan kedaulatan pangan,” ujar Dr. Shobar Wiganda bertindak sebagai moderator yang juga pengurus DPP LDII. (Frediansyah Firdaus/Lines).