Pengenalan bumbu dapur bisa menjadi salah satu bekal kemandirian bagi remaja putri PC LDII Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, memfasilitasinya dengan menggelar workshop bertema Pengenalan Bumbu Dapur.
Workshop yang dilaksanakan Kamis (26/5) di Masjid Al Hikmah, Gunung Anyar, Surabaya tersebut diikuti sekitar 80 remaja putri. Mereka berasal dari 11 PAC LDII wilayah Surabaya Timur. Peserta berusia 12 hingga 28 tahun, setara usia SMP ke atas.
“Acara dikemas dengan format permainan (game) Mystery Box. Acaranya didesain kekinian,” kata Ketua Panitia, Aisyiyah Wisti.
Aisyiyah berharap peserta bisa mendapatkan pengetahuan dasar dalam bidang memasak. “Kami ingin saat peserta pulang, mereka bisa menyebut nama-nama bumbu dapur dengan benar. Bisa membedakan antara satu bumbu dapur dengan lainnya seperti membedakan ketumbar dengan merica, jahe dengan kunyit, temulawak, lengkuas atau kencur. Tak kalah penting bisa memahami kegunaan dari setiap bumbu dapur,” tambah Aisyiyah.
Sementara itu, narasumber workshop, Rina Maf’ula merupakan pengurus dari Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga PC LDII Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya.
“Jenis bumbu dapur ada berbagai macam, banyak yang terlihat sama padahal jika diamati lebih seksama, baik dengan melihat, mencium, memegang maupun merasakannya, kesemuanya memiliki perbedaan yang cukup jauh,” kata Rina yang juga lulusan sarjana Tata Boga.
Rina memberi gambaran lebih jauh tentang bumbu dapur. “Kegunaan bumbu dapur adalah untuk menambah rasa, aroma, dan atau warna,” jelasnya.
Menurut Rina, beberapa bumbu dapur memiliki sifat khusus. “Karena sifatnya yang bisa mengentalkan kuah, kemiri bisa menjadi alternatif santan bagi yang memiliki hipertensi. Kami sudah pernah mencoba memasak sayur lodeh dengan kemiri sebagai pengganti santan, ternyata rasanya tak kalah enak dengan yang bersantan,” paparnya.
Salah satu peserta, Aza dari PAC LDII Sidosermo memberi apresiasi atas penyelenggaraan workshop. “Bisa menambah banyak wawasan tentang bumbu-bumbu dapur, yang bisa diterapkan ketika akan membuat suatu masakan atau membuat suatu usaha makanan,” kata Aza.
Untuk acara selanjutnya, Aza berharap bisa memiliki format yang berbeda. “Supaya disusun semeriah dan seseru mungkin agar mudi-mudi tambah semangat untuk mengikuti setiap kegiatan-kegiatan keputrian,” tambah Aza.