Mengasah keterampilan dan kreativitas generasi penerus dalam ilmu agama bisa dilakukan melalui ajang kompetisi. Seperti yang dilakukan para remaja PC LDII Semampir melalui Festival Anak Sholih (FAS).
Festival digelar serempak di beberapa lokasi PC LDII Semampir, Jumat (2/9). Salah satunya di Masjid At-Taqwa, Surabaya. Tema festival “Peran Generasi Penerus dari LDII untuk Bangsa” dan diikuti oleh 52 peserta dari TPQ At-Taqwa dan TPQ Nurul Haq.
“Ilmu agama itu harus ditanamkan sejak dini kepada anak. Supaya nanti dia bisa menjadi generasi penerus yang unggul,” terang Tomi Ahmad Toriqul Khasan, Ketua Pelaksana FAS dalam sambutannya.
Dalam acara FAS tersebut terdapat 11 Lomba dan 3 Tingkatan, yakni Lomba Tahfidzul Alquran tingkat PAUD, Caberawit dan Pra-Remaja, Lomba Tartil tingkat Caberawit dan Pra-Remaja, Lomba Nasehat tingkat Pra-Remaja, Lomba Pildacil tingkat Caberawit A (Kelas 1 SD sampai kelas 3 SD), Lomba Pildacil tingkat Caberawit B (Kelas 4 SD sampai kelas 6 SD), Lomba Menyampaikan Makna Alquran tingkat Pra-Remaja hingga Lomba Adzan tingkat Caberawit sampai Pra-Remaja.
“Setelah babak seleksi tingkat PC, nantinya pemenang juara 1 dalam setiap lomba dan tingkatan akan diperlombakan lagi di babak final Se-Surabaya Utara,” jelas Tomi.
Peserta dibatasi untuk setiap lomba dan tingkatan. “Di PC Semampir, setiap TPQ wajib mengirimkan maksimal 3 peserta dalam setiap lomba dan tingkatan,” ujar Tomi.
Dalam kesempatan yang sama. Dewan Penasehat PC LDII Semampir, Sholeh menyampaikan bahwa konsep FAS tahun ini berbeda dengan tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2022 acara bisa lebih meriah karena terdapat banyak penonton yang hadir, yang berjumlah sekitar 100 orang.
“Alhamdulillah pandemi sudah berakhir dan kini acara FAS sudah boleh dihadiri oleh penonton yang jumlahnya tidak dibatasi. Kalau tahun 2020 dan 2021 lalu hanya peserta, panitia dan tamu undangan saja yang diperbolehkan hadir di lokasi acara,” ujar Sholeh.
Meskipun sudah dalam keadaan tidak pandemi, tapi Sholeh tetap menganjurkan para penonton dan peserta yang sedang tidak tampil lomba untuk menggunakan masker, mencuci tangan dan berjaga jarak dengan sesama hadirin.
“Kita usahakan protokol kesehatan tetap harus kita terapkan untuk menjaga satu sama lain, supaya pandemi tidak terjadi lagi di Indonesia,” terang Sholeh.
Sebelum acara ditutup dengan foto bersama, terdapat sesi pembacaan nama pemenang dan penyerahan hadiah.
Lomba adzan tingkat caberawit dimenangkan oleh Iko Rezky Khoiru A Juara 1), M. Abriel A. P (Juara 2) dan Rafa Aqillah Putra A (Juara 3). Lomba adzan tingkat pra-remaja dimenangkan oleh Ibnu Haqqi Nur. M (Juara 1), Revan Fachrul R. (Juara 2) dan Favian Ega Zahir M (Juara 3). Lomba nasehat tingkat pra-remaja dimenangkan oleh Satria C. A. P (Juara 1), Yafi Hibatullah M. (Juara 2) dan Azka Hudan Saputra (Juara 3).
Lomba pildacil A dimenangkan oleh Syifa Naurah Fadiyah (Juara 1), Anisa Rahmatul Aulia (Juara 2) dan Qotrunnada Vero F (Juara 3). Lomba pildacil B dimenangkan oleh Yusril Marcellino DM (Juara 1), Chika Sybilla V. Y. (Juara 2) dan Halena Nasywa R. (Juara 3).
Lomba tahfidzul quran tingkat PAUD dimenangkan oleh Aisyah Ayudia Inara (Juara 1), M. Vidar R. A. (Juara 2) dan Yuvraj Mitkhal H A (Juara 3). Lomba tahfidzul quran tingkat caberawit dimenangkan oleh Zahira Destiana P. (Juara 1), M. Adjie Ramadhan (Juara 2) dan M. Addinal Islam A. (Juara 3). Lomba tahfidzul quran tingkat pra-remaja dimenangkan oleh Keyla Zafira Putri A (Juara 1), Laily Ramadhani A.J (Juara 2) dan Jalesvian P. W. (Juara 3).
Lomba makna Alquran dimenangkan oleh Keisya Putri Amelia (Juara 1), Arsala Ilma Almilata (Juara 2) dan Fera Indri Ardianty (Juara 3). Lomba tartilul quran tingkat caberawit dimenangkan oleh Yafi Hibatullah M. (Juara 1), Iko Rezky Khoiru A (Juara 2) dan Ahmad Muhammad A. L. (Juara 3). Lomba tartilul quran tingkat pra-remaja dimenangkan oleh Jalesvian P. W. (Juara 1), Keisya Putri Amelia (Juara 2) dan Mutiara Nur Jannah (Juara 3). (ysy)