Umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha dengan berkurban. LDII memaknai berkurban sebagai bentuk ketakwaan sekaligus ibadah yang sifatnya sosial.
Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mengatakan warga LDII berkurban dengan cara menyisihkan sebagian rezekinya untuk ditabung. “Setiap pengajian di majelis-majelis taklim LDII panitia kurban menawarkan tabungan kepada warga LDII semampunya,” ujar Amrodji, Selasa (18/6) di Kantor DPW LDII Jawa Timur.
Dengan program tabungan kurban ini, warga LDII dapat merencanakan dan menargetkan jumlah hewan kurban baik sapi maupun kambing yang bisa dikurbankan untuk Idul Adha tahun berikutnya.
Menurut Amrodji, warga LDII menerapkan gemar berkurban dimulai dari usia caberawit atau di usia PAUD sampai SD. Mereka diajarkan untuk berkurban dengan cara menabung selama setahun atau ikut patungan.
Pada perayaan Idul Adha 1445 Hijriah, warga LDII Jawa Timur menyembelih hewan kurban 5.429 ekor sapi dan 5.963 ekor kambing. Menurut data Sekretariat DPW LDII Jawa Timur, tahun lalu jumlah sapi yang dikurbankan 5.412 ekor. Sementara kambing ada 6.168 ekor.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan Kurban merupakan perwujudan takwa Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT, yang kemudian Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam untuk berkurban. Landasan kurban umat Islam sama halnya dengan Nabi Ibrahim AS, yakni ketakwaan dan keikhlasan.
Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam siarannya persnya. Ia mengajak umat Islam menata niatnya dalam berkurban. Ketakwaan kepada Allah dan keikhlasan harus menjadi landasan dalam berkurban, yang mendorong kesalehan sosial dan individu.
“Kurban bisa dilaksanakan siapa saja, tidak hanya orang kaya. Mereka yang tidak mampu bisa melaksanakan kurban. Maka, kuncinya adalah ketakwaan kepada Allah. Dari rasa takwa tersebut, seseorang bisa menggerakkan diri untuk beribadah, termasuk berkurban,” ujar KH Chriswanto.
Ia pun merujuk beberapa praktik kurban pada masa Rasulullah, seperti satu orang dengan satu hewan kurban, “Andaikan tidak mampu, satu hewan kurban untuk tujuh orang. Adapula satu hewan kurban untuk satu keluarga. Bahkan Rasulullah mengurbankan dua ekor kambing. Satu kambing untuk keluarganya dan satu kambing dikurbankan untuk umat Islam yang tidak sempat berkurban,” paparnya.
Kemudahan-kemudahan itu, mendorong DPP LDII mengajak warganya untuk mempraktekkan kurban sesuai dengan kemampuannya, “Ketakwaan menjadi pendorong warga kami, sehingga pada dalam posisi strata sosial apapun, warga LDII siap untuk berkurban. Di majelis-majelis taklim tingkat kelurahan atau PAC LDII, mereka yang tidak mampu menabung lalu patungan membeli hewan kurban,” imbuh KH Chriswanto.