Warga LDII berinovasi budidaya udang vaname dengan sentuhan teknologi. Ia menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan menghubungkan smartphone dalam sistem budidaya tersebut.
Di desa Geger, berjarak 11 kilometer dari Kota Lamongan. Desa kecil itu kanan-kiri terlihat hamparan persawahan. Penduduk di sana rata-rata bertani dan berbudidaya ikan air tawar seperti bandeng, mujair dan udang vaname.
Ahmad Hamam salah satunya, di halaman depan rumahnya ia pakai sepetak tambak yang berukuran 5×15 meter untuk budidaya udang vaname.
Usaha yang dirintisnya sejak 2017 tak begitu mulus, ia sempat merasakan gagal panen karena terjadi pemadaman listrik di desanya waktu itu. Padahal listrik sangat dibutuhkan untuk menggerakkan kincir air untuk menaikkan konsentrasi oksigen terlarut ketika air mengalami kekurangan oksigen dan membantu mengurangi CO2 yang berlebih. Akibatnya udang semua mati, Hamam merugi dan hampir putus asa.
“Belajar dari kegagalan inilah saya berfikir untuk merakit PLTS untuk operasional tambak,” ujar Hamam sembari sibuk memantau tambaknya.
Hamam yang juga Wakil Ketua DPD LDII Lamongan ini mulai mempelajari perakitan komponen energi baru terbarukan (ETB) dari internet. Ia menekuninya hingga berhasil. Melalui smartphone-nya Ia dapat mengendalikan kincir air dan pakan budidaya secara otomatis.
“Saya merakit sejak 2018, mulai merakit dari komponen terkecil minimal bisa digunakan untuk lampu penerangan dan operasional yang ringan-ringan. Kemudian tambah daya, tambah daya, hingga di tahun 2022 Alhamdulilah bisa digunakan operasional budidaya vaname,” katanya.
Hamam yang sebelumnya mengeluarkan biaya operasional satu juta perbulan, kini dengan menggunakan PLTS ia cukup mengeluarkan 200 ribu perbulan untuk biaya perawatan.
“Perbulan hanya perawatan aki, selebihnya untuk biaya kebutuhan pakan. Dan untuk keuntungan budidaya udang vaname otomatis meningkat,” ujar pria kelahiran Lamongan ini.
Inovasi dan keberhasilan Hamam dalam merakit PLTS telah mengundang perhatian sejumlah kalangan, baik dari warga sekitar sampai instansi pemerintah untuk mengulik lebih dalam penggunakan energi baru terbarukan. termasuk diantaranya DPW LDII Jawa Timur.
Pada Sabtu (24/9), jajaran pengurus DPW LDII Jawa Timur mengunjungi di kediaman Hamam, Sabtu (24/9). Kedatangan rombongan tersebut disambut tuan rumah dan didampingi Ketua DPD LDII Lamongan Agus Yudi beserta jajaran harian.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mengatakan pihaknya mengapresisi sekaligus mendukung inovasi energi baru terbarukan yang dilakukan oleh pembudidaya udang vaname itu.
“Bidang energi baru terbarukan merupakan bagian dari delapan klaster pengabdian LDII untuk bangsa. Program prioritas tersebut telah dicanangkan dalam MUNAS IX/2021 LDII di Jakarta,” tutur KH Amrodji sembari meninjau komponen PLTS bersama Hamam.
KH Amrodji mengatakan PLTS juga mulai diterapkan di lingkungan LDII seperti di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri. Sedangkan di perkebunan teh Jamus, Ngawi, yang dikelola warga LDII juga menggunakan energi baru terbarukan yakni pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).
“Kami mendorong kepada mas Hamam untuk menularkan ilmunya pada generasi bangsa yang ingin belajar pemanfaatan energi baru terbarukan,” pesan KH Amrodji.
Hamam yang di samping Ketua DPW LDII Jawa Timur mengangguk-ngangguk kepalanya, yang menandakan ia siap melaksanakan sebuah amanah itu. Dengan penuh komitmen, Hamam senantiasa akan menularkan ilmunya paling tidak dimulai dari tetangga di sekitar rumahnya yang ingin budidaya udang vaname.
“Nanti saya konsep menggunakan kolam terpal untuk budidaya vaname yang terjakau dan mudah diaplikasikan oleh masyarakat,”pungkasnya.