Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso didampingi jajaran pengurus harian menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, pada Jumat (11/2). Dalam pertemuan itu, Chriswanto melaporkan berbagai kegiatan LDII yang telah dilaksanakan atas permintaan Presiden Jokowi saat Munas IX LDII pada 2021 silam, di Jakarta.
KH Chriswanto Santoso didampingi Dewan Penasehat KH.Edy Suparto, Sekretaris Umum Dody Taufiq Wijaya dan Katno Hadi, melaporkan permintaan Presiden Jokowi agar LDII membantu pemerintah dalam menyukseskan program 2 juta dosis vaksin per hari telah dilaksanakan. Realisasinya berbentuk vaksinasi massal di Padepokan Persinas ASAD yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin dan di kota/kabupaten di Indonesia
“Program vaksinasi tersebut bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, bahkan dijadikan pusat vaksinasi untuk Jakarta Timur,” papar KH Chriswanto. Lokasi vaksinasi tersebut, bahkan dikunjungi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria. Bahkan dikunjungi dua kali oleh Panglima TNI Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Menurut Chriswanto Santoso, kerja sama vaksinasi dilakukan LDII bekerja sama dengan berbagai pihak, diantaranya Kementerian Kesehatan, TNI-Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN), partai politik, pemerintah provinsi, pemerintah kota/kabupaten, puskesmas dan lainnya.
Selain itu, di bidang energi baru terbarukan, LDII bakal menambah satu lagi pondok pesantren yang akan menggunakan energi sel surya. Setelah berhasil menerapkan energi sel surya di Pondok Pesantren Wali Barokah, Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin di Jakarta Timur, juga bakal menggunakan sel surya sebagai sumber listrik.
Berbagai program LDII, terutama masalah kebangsaan sejatinya ditujukan untuk menghadapi masalah energi, pangan, air, dan mineral yang bakal terjadi pada masa mendatang, “Untuk menghadapi tantangan itu, kami membuat delapan program kerja LDII untuk bangsa,” ujar KH Chriswanto kepada Presiden Jokowi.
Bila dirinci, program kerja berupa wawasan kebangsaan, dakwah dan akhlak bangsa, Pendidikan karakter, pangan dan lingkungan hidup, serta pengobatan herbal ditujukan untuk membangun SDM. Dengan SDM yang alim-faqih dan berakhlak mulia, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia bisa dikelola sendiri dan tak bergantung sepenuhnya dengan asing.
Sementara ekonomi syariah, pemanfaatan teknologi digital produktif, dan pemanfaatan energi baru terbarukan, ditujukan untuk membangun kemandirian. Kedelapan program kerja tersebut mengarah kepada pembentukan manusia profesional religius.
Terkait kemandirian di bidang pangan, DPP LDII bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung menggarap 1.000 hektar lahan. Sementara dengan Anggota DPD RI Abdullah Puteh, LDII bekerja sama menggarap 4.500 hektar, “Kami memilih tanaman pangan yang diperlukan masyarakat sekaligus memiliki pasar internasional, sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” tutur KH Chriswanto Santoso. Bila program tersebut sukses, akan diduplikasi di berbagai lokasi lainnya.
Presiden Jokowi menyambut positif langkah yang dilakukan LDII, khususnya di bidang kemandirian pangan. Ia berjanji akan membantu LDII dalam menyediakan lahan sekitar 10.000 hektar dalam program ketahanan pangan tersebut. Dengan begitu komitmen LDII membantu masyarakat mewujudkan ketahanan pangan bisa terwujud.
Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga mengatakan masalah kebangsaan akan terus dihadapi bangsa Indonesia. Presiden mengingatkan hal tersebut, karena kebangsaan selalu menghadapi tantangan zaman, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso mengatakan, kebangsaan bagi LDII ditempatkan di atas keagamaan, “Kebangsaan kami tempatkan pertama dalam program kami, karena kami berkeyakinan Indonesia ini adalah sebuah kapal, bila oleng, umat Islam sulit berdakwah dan beribadah,” ujar KH Chriswanto Santoso.
Untuk menanamkan kebangsaan tersebut, DPP LDII tidak hanya menyasar kepada santri atau siswa, namun para stakeholder pendidikan, “Kami membuat Sekolah Pamong Indonesia (SPI), untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada para pengurus yayasan, guru, pamong hingga security. Agar mereka memahami pula bagaimana cara menanamkan kebangsaan kepada para siswa,” ujar KH Chriswanto Santoso.
Untuk meningkatkan pemahaman kebangsaan kepada warga, DPP LDII menjalin kerja sama dengan Korps Pembinaan Masyarakat Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korbinmas Baharkam Polri). LDII juga bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme untuk mencegah radikalisme. Sementara untuk memperkuat nasionalisme di kalangan pemuda, LDII bekerja sama dengan TNI AD menggelar pelatihan bela negara dan wawasan kebangsaan.