Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, Liga Santri bisa menjadi perekat hubungan antarpondok pesantren. Hal ini dikatakannya saat membuka Liga Santri Nusantara memperebutkan Piala KSAD di Stadion Notohadinegoro, Jember, Senin (4/7).
“Liga Santri ini semakin mempererat hubungan antar pondok pesantren. Di Jember ini ada 650 pesantren, gairah munculnya tim sepak bola semakin timbul. Sekarang baru ada 12 tim,” kata Hendy.
Pertandingan pembukaan mempertemukan kesebelasan Yayasan Pendidikan Islam Bustanul Ulum (YP IBU) Pakusari dengan Al Amien Football Club. Pertemuan keduanya berakhir seri tanpa gol.
Bupati Hendy Siswanto dalam sambutannya menyebut pelaksanaan Liga Santri membawa keberkahan bagi Jember. “Terus terang bukan hanya olahraga, di dalamnya ada gerak ekonominya juga,” katanya.
Hendy berharap bisa merebut Piala KSAD di Jakarta. Ia pun memberi semangat kepada para pemain dan memintanya menjunjung tinggi sportivitas. “Kita bawa Piala KSAD ke Jember,” kata Hendy.
Cita-cita Hendy bukannya tanpa alasan. Pondok Pesantren Nurul Islam Jember pernah menjuarai Liga Santri 2015. Saat itu Ponpes Nurul Islam Jember mengalahkan Ponpes Al Asyariah Tangerang 9-8 melalui adu penalti. Kedua tim selama 90 menit bermain imbang 2-2 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Senada dengan Bupati, Ketua DPD LDII Kabupaten Jember, Akhmad Malik Afandi yang turut hadir di lokasi acara mengatakan Liga Santri dapat membentuk akhlak santri berkarakter profesional religius.
“Profesional artinya memiliki kompetensi bermain bola yang baik, sedangkan religius artinya memiliki nilai keagamaan yang baik pula,” ujar pria yang akrab dipanggil Malik.
Malik menambahkan, di dalam konsep profesional religius terdapat sikap jujur, amanah, kerja keras hidup hemat, rukun, kompak dan kerjasama yang baik,” tambahnya.
Menurut Malik dalam bermain sepak bola para pemain dituntut bisa mengabaikan egonya. Dbutuhkan kerjasama antarpemain. Kunci sukses kerjasama adalah melihat kelebihan bukan kelemahan.
“Ada istilah dalam bahasa Jawa yaitu menang tanpo ngasorake, yang artinya memenangkan sebuah pertandingan tanpa harus merendahkan lawan, sehingga yang menang tidak merasa pol sendiri dan yang kalah juga tidak merasa dipermalukan,” tutur Malik.
Malik berharap Semoga dengan gelaran liga santri akan mampu membentuk karakter santri yang cinta tanah air dan berakhlaqul karimah.
Liga Santri di Jember diikuti 12 kesebelasan pesantren yang terbagi empat grup babak penyisihan. Di grup A terdiri atas YP IBU, Al Amien FC, BFC (Pondok Pesantren Baitul Arqom). Grup B berisikan Nuan United FC (Ponpes Nurul Anwar), Baitul Hikmah FC, Latazan FC (Ponpes Yasinat).
Grup C terdiri atas Al Mashurin FC, Al Ishlah FC, dan PPNA FC (Ponpes Nahdlatul Arifin).Terakhir Grup D terdiri atas Alabama FC (Ponpes Al Qodiri), MUFC (Ponpes Madinatul Ulum), dan Ratu Suren FC (Ponpes Raudlotul Ulum).