Bupati Tulungagung Syahri Mulyo didampingi Wakil Bupati Maryoto Bhirowo membuka Pengajian dan Temu Bisnis Himpunan Pengusaha LDII se-Jawa Timur di Aula Tamsir Akbar Jaya Dinillah, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Sabtu (29/4).
Acara tersebut juga diramaikan pameran 30 stand UMKM Tulungagung maupun luar kota dari berbagai segmen diantaranya teknik, agrobisnis, fashion, garmen, jasa dan kuliner.
Syahri Mulyo mengapresiasi terselenggaranya pengajian dan temu bisnis himpunan pengusaha LDII tersebut yang mengusung produk-produk UMKM khususnya produk dari Kabupaten Tulungagung.
Ia mengatakan kegiatan tersebut sejalan dengan salah satu program Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Saat ini DPRD Kabupaten Tulungagung membahas untuk menyiapkan Peraturan Daerah (Perda) tentang perlindungan pasar tradisional.
“Sebuah market dan mini market yang berjaringan akan dikurangi. Informasi yang saya terima dari Pansus di setiap kecamatan hanya boleh berdiri 3 saja bagi minimarket berjaringan,” kata Syahri.
Syahri menambahkan jika Perda tersebut sudah disahkan maka di kecamatan yang terdapat minimarket lebih dari tiga, minimarket tersebut tidak bisa mengurus perpanjangan perizinannya.
Begitu juga dengan toko modern atau toko berjaringan. Hanya boleh berdiri lebih dari 1 Km dari pasar tradisional. “Boleh berdiri kalau sudah dimiliki koperasi, atau pondok pesantren, atau orang pribumi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur Amien Adhy mengatakan pengajian dan temu bisnis himpunan pengusaha LDII se-Jawa Timur sudah bergulir di berbagai kota yaitu Surabaya, Malang, Jombang, Gresik, dan saat ini di Kabupaten Tulungagung.
“Insya allah kami gulirkan lagi dalam rangka merangsang, memotivasi, mengajak semua jajaran pengusaha LDII yang berada di daerah-daerah yang selama ini belum terpantau,” kata Amien.
DPW LDII Jawa Timur bekerjasama dengan DPD LDII di kabupaten maupun kota se-Jawa Timur untuk menghimpun pengusaha-pengusaha LDII menumbuhkan dan menciptakan entrepreneur muda serta lapangan pekerjaan.
“Sesuai dengan arahan para ulama kami, yang mampu membantu yang tidak mampu, yang bisa mengajari yang belum bisa,” imbuhnya. (Sofyan Gani)