Wanita LDII Surabaya menjalin kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Puskesmas Wonokromo untuk pencegahan kanker sejak dini bagi ibu-ibu.
Kerjasama berwujud penyuluhan bertema “Deteksi Dini Kanker Leher Rahim (Serviks) dan Payudara” di Masjid Baitul Makmur, naungan PC LDII Wonokromo, Surabaya, Minggu (25/9).
“Dua penyakit ini adalah penyakit yang rentan terjadi pada kalangan wanita terutama di Indonesia,” ujar Kepala Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Surabaya dr. Daniek Suryaningdyah, M.Kes, dalam pemaparan penyuluhan deteksi kanker.
Daniek menerangkan bahwa pada tahun 2015, kanker serviks masuk dalam kategori kanker yang berbahaya dan sering terjadi pada wanita. Namun, sampai sekarang belum ada pengobatan secara spesifik yang dapat menyembuhkan kanker tersebut secara keseluruhan.
“Kanker serviks adalah kanker ke 2 yang sering ditemukan di perempuan. Namun sayangnya terdeteksinya ketika sudah akut,” jelasnya.
Lebih lanjut Daniek memaparkan, meskipun kanker bisa terjadi karena keturunan, polusi, makanan dan sebagainya, tapi tidak ada pengobatan yang pasti. Paparan antara satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda.
“Kesembuhannya tergantung masing-masing orang. Jadi cara terbaik adalah mencegah,” terang Daniek.
Ia juga menjelaskan bahwa semua bagian tubuh manusia bisa terkena kanker. Sel kanker tumbuh secara abnormal dan terus menerus. Pertumbuhan tersebut tidak terkendali meskipun rangsangan (stimulus) sudah berhenti.
“Saat ini angka kejadian kanker sangatlah tinggi dan biayanya juga tinggi tapi alhamdulillah kalau kanker serviks sekarang sudah ada obatnya. Tapi pengobatannya tidak bisa serta merta cepat. Karena Surabaya termasuk nomor 2 kota terbesar di Indonesia, sehingga harus antri radiasi 3-4 bulan,” ujar Daniek.
Dalam acara tersebut selain penyuluhan juga diadakan screening Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). Hal tersebut merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.
“Jika deteksi dilakukan sedini mungkin, maka akan semakin cepat dilakukan pengobatan, sehingga perempuan Indonesia bisa diselamatkan dari bahaya kanker,” terang Daniek.
Selain kanker serviks, kanker payudara juga rentan terjadi pada perempuan. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan kanker payudara adalah jenis kelamin. Rasio penderita wanita dan pria adalah 100 : 1.
Beberapa faktor yang memicu munculnya kanker diantaranya riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara, menstruasi kurang dari 12 tahun dan menopouse lambat lebih dari 55 tahun, anak pertama lahir setelah 35 tahun serta tidak menyusui atau menyusui singkat.
“Tak hanya perempuan, tapi laki-laki jiga bisa terkena kanker payudara. Namun yang lebih sering adalah perempuan,” ujar Daniek.
Untuk itu Daniek mengajak para peserta untuk mencegah tumbuhnya gejala kanker serviks dan kanker payudara sedini mungkin.
“Hidup sehat, hindari kanker dengan cara cerdik, yakni dengan cara cek kesehatan secara rutin,” tambah Daniek. (ysy)