Menyikapi maraknya pergaulan bebas antar lawan jenis di kalangan generasi milenial. DPD LDII Kota Blitar mengadakan kemandirian dan keakraban generus usia nikah bertajuk Silaturahim Barokah Generasi Mandiri Blitar Raya atau Selebgram Bray pada Sabtu (29/10). Kegiatan bertujuan supaya pergaulan para remaja LDII tetap di dalam batasan sesuai syariat Islam.
Acara yang dilaksanakan satu tahun sekali tersebut, pada tahun ini digelar di Wisata Kampung 1001 Desa Kawentar.
Kegiatan diawali dengan pendaftaran peserta secara digital oleh panitia. Setelah itu peserta diarahkan menuju ke gedung indoor yang berada di komplek Wisata Kampung 1001 untuk mendapatkan pengarahan kegiatan dari Dewan Penasehat Kota Blitar, KH. Soedarso. Selanjutnya peserta diberikan beberapa permainan ringan dan ice breaking. Untuk menambah keakraban dan taaruf, panitia mengadakan lomba masak yang diberi nama Monster Chef Blitar Raya. Pada sesi ini, peserta telah disediakan alat dan bahan untuk memasak nasi goreng dan hasilnya dinilai oleh para juri. Panitia juga memberikan waktu untuk berbincang-bincang dengan tujuan agar mengenal lebih dekat antara peserta.
Salah satu peserta dari Kota Blitar, Abdul mengungkapkan pengalamannya mengikuti acara ini. Ia merasakan manfaat dari segi keakraban dan kemandirian. Ia berharap acara ini bisa diadakan secara rutin dan menambah keakraban pemuda Kota dan Kabupaten Blitar. “Acara keakraban dan kemandirian yang diadakan oleh DPD LDII Kota dan Kabupaten Blitar sangat bermanfaat,” ujarnya.
Semwntara itu, ketua panitia kegiatan, Sujiona menyatakan bahwa acara berlangsung sesuai rencana. Ia mengungungkapkan para generus yang bekerja dari luar kota berdatangan untuk mengikuti kegiatan ini. “Para peserta sangat antusias dibuktikan dengan undangan yang awalnya 120 peserta yang menghadiri acara ini menjadi 157 peserta,” ujarnya.
Sujiona memaparkan kegiatan ini ditujukan sebagai bentuk tanggung jawab LDII membina generus. Agar mereka terjaga dari pergaulan bebas antar lawan jenis. “Taaruf akbar ini untuk menjaga anak-anak dari pelanggaran bebas antara laki-laki dan perempuan dengan pengawasan pengurus organisasi bisa menjadikan perkenalan syariah antara pemuda,” tuturnya.