Densus 88 Antiteror Mabes Polri terus berupaya mempersempit ruang gerak paham radikalisme dan terorisme. Lembaga Antiteror tersebut menggandeng pemuka agama dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme.
Salah satu bentuk kerjasama tersebut berupa Silaturahim Dai-Khatib dalam rangka Penguatan Islam Wasathiyah untuk Indonesia Damai, di Pendopo Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (17/9).
Kanit Subdit Kontra Radikal Densus 88 Antiteror Mabes Polri AKBP Moh Dofir dalam sambutannya mengatakan radikalisme merupakan lahan subur untuk berkembangnya kejahatan terorisme. Salah satu indikator yang menjadi bibit radikalisme adalah intoleransi.
“Sikap intoleransi termasuk bentuk pengingkaran terhadap kebhinekaan dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila maupun norma-norma agama yang beradab,” tegasnya.
Ia menuturkan upaya dalam mencegah radikalisme secara mandiri bisa dilakukan dengan menanamkan jiwa nasionalisme dan toleransi. “Salah satu hal yang mendasar untuk memerangi terorisme dan radikalisme adalah mengembangkan sikap toleransi dan menanamkan nilai luhur ideologi Pancasila,” imbuhnya.
Bagi Densus 88 Antiteror Mabes Polri, kegiatan ini dinilai sangat strategis karena para tokoh agamalah yang terjun langsung di masyarakat untuk cegah paham intoleran dan radikal.
Silaturahim yang oleh Bupati Sidoarjo Gus Ahmad Muhdlor Ali dihadiri sekitar 100 da’i dan khatib se-Kabupaten Sidoarjo, Ketua MUI Sidoarjo KH Ahmad Muhammad, Kapolresta Sidoarjo, Dandim 0816/Sidoarjo, Kakan Kemenag Sidoarjo, serta pimpinan Ormas Islam.
Kegiatan silaturahim itu intens dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Mabes Polri, AKBP Muhammad Dofiri bekerjasama dengan Kementerian Agama di masing-masing Kabupaten/Kota.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo Mohammad Fauzan mengatakan pelatihan dai dan khatib diharapkan dapat meningkatkan kapasitas diri masing-masing.
“Tentu dari LDII berharap kegiatan ini bisa lebih memberikan pembekalan yang baik dan menyejukkan kepada para dai dan khatib. Sehingga, bisa berikan pemahaman yang benar dan betul,” ujarnya saat diwawancarai awak media.
Menurutnya LDII yakin para dai dan khatib yang berkecimpung mempunyai dasar agama yang kuat, pemahaman keagamaan yang baik serta membekali pemahaman tentang Alquran dan Alhadits.