Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof Dr KH Imam Suprayogo bertausyiah pada Pengajian Akbar Ukhuwah Islamiyah yang diselenggarakan oleh DPD LDII Malang di Masjid Roudhotul Jannah, Sabtu (29/10).
Di hadapan 700 jemaah remaja LDII se-Malang Raya ini, ia menyampaikan bahwa menyatukan umat merupakan tugas berat dilakukan, padahal tugas tersebut merupakan perintah Allah SWT. Ia mengutip Surat Ali Imran ayat 103 yang menyerukan agar umat berpegang pada talinya Allah (Islam) dan tidak berpecah belah.
“Karena itu, ada kegiatan begini saya senang diundang generasi muda LDII. Agar kedepan mereka tidak hanya menunggu, tapi juga berjuang bagaimana ukhuwah Islamiyah bisa terlaksana,” katanya.
Di tengah pekerjaan berat itu, Prof Imam tetap optimis bangsa Indonesia bisa melaksanakan ukhuwah Islamiyah, dengan berpegang teguh Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Pancasila.
Ia berpesan, generasi muda agar tidak mudah termakan dengan hoax atau berita bohong yang dapat menimbulkan konflik. Sebab perbuatan tersebut merupakan orang tidak bertanggung jawab yang setiap harinya bermain hoax, mencari kesalahan orang lain, konflik dan tidak percaya dengan yang lain.
“Nah, teman-teman LDII ini mengajak bagaimana kita bersatu, ini merupakan bukan pekerjaan yang kecil tetapi pekerjaan besar,” paparnya.
Prof Imam mengungkapkan sudah lama mengenal LDII, bahkan ia memuji sikap paseduluran yang dilakukan LDII. Salah satunya dalam menjamu tamu.
Ia mengisahkan saat dalam kunjungan kerja keluar negeri seperti di Malaysia, Singapore, Jepang, Belanda, New Zeland, California, Perancis, Jerman, New York, bahkan Amerika Latin, ia sering menjumpai orang LDII. Mereka selalu menjamu kedatangannya.
“Kalau di LDII itu, jika bepergian kemana-mana selalu diramut selama tiga hari. Itu menurut pengalaman-pengalaman saya,” tuturnya.
Menurutnya, mencari salah di dalam agama itu boleh, akan tetapi yang dimaksud ialah mencari kesalahan dirinya sendiri, bukan kesalahannya orang lain .
“Kalau cari salahnya orang itu pasti banyak sekali dan pastinya tidak benar. Kalau mencari kesalahan diri sendiri itu yang sulit. Di Alquran dijelaskan baca kitabmu. Kitab itu catatan yang ada di hatimu, bukan catatan yang ada di orang lain,” ungkapnya.
Bahkan, di dalam Alquran juga diperintah untuk memerangi hawa nafsu di dalam diri manusia. “Yang paling berat itu yang di dalam diri sendiri. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, itu harus memerangi hawa nafsu yang mana di dalamnya ada penyakit iri, dengki, riya’, takabur, dan sombong yang ada di hati ini,” tuturnya.
Senada, Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi yang juga menjadi narasumber mengungkapkan, berhasilnya sebuah bangsa salah satunya melalui peran pemudanya dalam mewujudkan toleransi dan persaudaraan. Langkah ini dinilai perlu sebagai upaya memperkuat ukhuwah maupun mencegah timbulnya konflik antar golongan.
KH Amrodji menjelaskan latar belakang penyelenggaraan kegiatan tersebut karena pemuda merupakan aset bangsa.
“Kemajuan suatu bangsa tergantung bagaimana pemudanya bertindak. Keberagaman yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang untuk menjalin persaudaraan. Oleh sebab itulah kegiatan ini digelar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, KH Amrodji menjelaskan bahwa mewujudkan sikap toleransi antar golongan sangat diperlukan oleh pemuda-pemuda sekarang. Ia menambahkan keberagaman bahasa, adat, kepercayaan, agama di Indonesia menuntut kita agar bisa menumbuhkan rasa toleransinya.
“Indonesia negara besar, maka harus dijaga dengan membangun ukhuwah. Apalagi sebagai pemuda harus punya bekal mewujudkan tiga konsep ukhuwah,” ujar KH Amrodji.
Ia menjelaskan salah satu cara untuk mewujudkan toleransi, maka kalangan pemuda diharapkan dapat menjadi motor penggerak ukhuwah atau persaudaraan. Dalam konteks ini, pemuda harus menjadi pelopor toleransi dalam perspektif agama Islam, bangsa dan negara.
Pada pengajian akbar tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber, diantaranya Ketua PBNU Bidang Keagamaan Dr KH Ahmad Fahrur Rozi, Ketua MUI Kota Batu Dr KH Nurbani Yusuf. (Cindy/Naufal)