Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) menggelar Kajian Ramadan 1445 H di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Acara tersebut sekaligus sebagai ajang silaturahim Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pengurus Daerah ‘Aisyiyah se-Jawa Timur, Sabtu (16/3).
Tampak hadir Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Kepala Biro Kesra Jawa Timur Imam Hidayat, Kepala Bakesbangpol Jawa Timur Eddy Supriyanto, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Hidayatulloh, serta Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi didampingi Bendahara H Ali Zuhdi.
“Acara ini diselenggarakan dalam rangka Wata’awanu Alal Birri Wattaqwa (Mengutip Surat Suci Alquran ayat 2). Bekerjasamalah dalam kebajikan dan taqwa,” kata Sukadiono, Ketua PWM Jatim, pada sambutannya.
Di hadapan peserta kajian, Sukadiono menegaskan PWM Jatim memiliki komitmen untuk menjaga kondusivitas Provinsi Jawa Timur. Begitu pula PDM supaya bersinergi dengan pemerintah daerah setempat dalam memajukan Jawa Timur.
“Muhammadiyah selalu siap mensupport program-program yang Bapak Gubernur canangkan dalam satu tahun ke depan,” pungkasnya.
Sementara itu, Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengapresiasi PWM Jatim. Bahwa acara tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan meningkatkan ukhuwah Islamiyah.
“Terima kasih selama ini atas kontribusinya membangun bangsa, meningkatkan kesejahteraan Jawa Timur dengan prinsip gerakan amar ma’ruf nahi munkar dan dalam bingkai risalah Islam berkemajuan,” kata Adhy di sela-sela sambutannya.
Menurut Adhy, Islam berkemajuan di Muhammadiyah sangat dirasakan kontribusinya bagi masyarakat Jawa Timur dan bangsa. Diantaranya di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi.
“Di bidang sosial misalnya, ada Lazismu dan panti asuhan, dimana dapat mengurangi beban pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan,” lugasnya.
Kegiatan PWM Jatim juga mendapat apresiasi dari Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi. Menurutnya kegiatan tersebut salah satu kegiatan positif yang dapat merangkul semua ormas Islam dan agama selain Islam, “Dengan demikian akan terjalin ikatan emosional yang kuat. Selain itu, juga memperkuat tali silaturahim dan ukhuwah diantara kita,” tuturnya.
Amrodji berpendapat, konsep membangun ukhuwah adalah perasaan kesetaraan dan saling membutuhkan dalam turut serta kontribusi untuk bangsa. Sebab, pada dasarnya semua “setara” di hadapan Allah SWT, “Dengan demikian kita akan merasa senang bila saudara kita membutuhkan dan tidak segan bila kita akan minta bantuan saudara,” tutupnya.