Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel), Amir Yanto, menuturkan pentingnya nilai-nilai toleransi yang telah dipegang teguh oleh para founding father Indonesia. Hal tersebut dinyatakan Amir Yanto saat menjadi pembicara pada acara “Silaturrahim Kebangsaan Jilid III” Senin (31/7). Kegiatan tersebut diinisiasi oleh DPW LDII Jawa Tengah bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jawa Tengah.
“Meskipun berasal dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan, mereka memiliki kesamaan visi dalam menjadikan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, yang berfungsi sebagai perekat bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tak terpecahkan,” tuturnya.
Jamintel Amir Yanto berharap para peserta bisa mendapatkan wawasan dan pemahaman lebih dalam mengenai nilai-nilai toleransi yang diwariskan oleh para founding father, “Toleransi dalam arti saling menghormati, memahami, dan bekerja sama, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras, dan golongan,” ujarnya.
Selain itu, ia menegaskan toleransi harus terus dijunjung dan diwariskan kepada generasi muda. Hal ini sebagai landasan kokoh untuk mewujudkan visi Indonesia yang maju dan bersatu. Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, maka toleransi harus memiliki ruang yang besar di dalamnya.
Para founding father memilih Pancasila sebagai dasar penyatuan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatra Utara ini mengingatkan para peserta tentang pentingnya menjaga prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menjadi dasar pertama Pancasila.
Ia menyoroti usulan untuk menghapuskan kolom agama dalam berbagai dokumen atau identitas pribadi, yang sebenarnya bertentangan dengan prinsip Sila Pertama, “Menempatkan kolom agama dalam konteks hukum sebenarnya sesuai dengan pelaksanaan prinsip hukum dalam Pancasila,” ujarnya.
Dengan berketuhanan, masyarakat dapat hidup berdampingan dan bertoleransi dengan agama lain, “Ini adalah hak fundamental setiap warga negara untuk bebas beragama dan memiliki keyakinan mereka masing-masing. Dengan adanya keragaman agama dan keyakinan, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan makmur,” jelasnya.
Sementara dalam hidup bermasyarakat, ia menegaskan pentingnya budaya menghormati dan menghargai sesama, “Semua individu memiliki hak untuk memiliki keyakinan agama masing-masing, dan tidak seharusnya ada diskriminasi atau perlakuan tidak adil berdasarkan perbedaan agama,” tegas Mantan Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan.
Ia juga berharap acara yang diinisiasi LDII Jateng dan Kesbangpol ini dapat menjadi langkah maju dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, “Serta mendorong masyarakat untuk tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila sebagai landasan utama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik,” pungkasnya.