Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menjabarkan model kepemimpinan Islam di Indonesia. Hal tersebut, ia sampaikan pada acara “Tadarus Kebangsaan” yang dihelat Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI), di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Sabtu (25/3).
“Pertama, dukungan terhadap keberagaman. Kedua, berkomitmen membangun toleransi, serta ketiga keberagaman dan pemberdayaan umat berjalan beriringan. Terakhir, tidak berpihak pada golongan tertentu,” pungkasnya.
Ia mengungkapkan, untuk itu, semua harus inklusif, dan tidak terkotak-kotak. “Kami bersyukur hari ini, semua menerapkan prinsip inklusivisme. Menjalankan sesuatu sesuai dengan amanah dalam konstitusi,” pungkasnya.
Contoh nyata yang telah dilakukan, umat Islam memimpin perjuangan menyelamatkan bangsa dari segala bentuk ancaman musuh. “Ketika para ulama menyerukan bangsa Indonesia melawan penjajahan,” pungkasnya.
Selanjutnya, terkait peran ormas Islam dalam kegiatan kebangsaan, Boy Rafli mengatakan, pertama, perlunya melibatkan segenap komponen bangsa dan seluruh lapisan masyarakat. “Kedua, menghadirkan dan mengedepankan persatuan di tengah perbedaan. Dan mengokohkan NKRI di tengah pruralitas kehidupan,” jelasnya.
Ketiga, ormas Islam bersama dan berjamaah membaca ulang sejarah pahlawan dan syuhada dalam mewujudkan cita-cita bangsa. “Contohnya, bagaimana ulama menjadi terdepan dalam mempertahankan kemerdekaan di masa lalu,” imbuhnya.
Keempat, ia mendorong ormas Islam, untuk mengajak generasi milenial selalu mencintai bangsa dan negaranya. “LPOI bersama keluarga besar, perlu menyelamatkan narasi yang penuh kebencian, khusunya di media sosial. Agar tidak menjadi generasi yang terpenetrasi dengan nilai-nilai yang jauh dari keindonesiaan dan keislaman,” pungkasnya.
Kelima, ormas berperan menghadirkan sosok yang memiliki rasa bangga akan kebersamaan, persatuan dan keberagaman. “Bukan sosok yang melupakan sejarah kemerdekaan dan perjuangan bangsa,” pungkasnya.
Keenam, mengikis pengaruh ideologi transnasional yang bertentangan dengan akar budaya bangsa, “Bertentangan dengan ideologi Pancasila, dan bertentangan dengan kearifan lokal,” ujarnya.
Sejalan dengan Komjen Pol Boy Rafli Amar, Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi mengatakan sesama saudara muslim harus saling menjaga, menguatkan dan saling mengingatkan satu sama lain.
“Perbedaan itu wajar terjadi, energi kita harus kita fokuskan untuk menguatkan persamaan yang sangat banyak ini agar mempunyai nilai manfaat jangan terbalik fokus pada perbedaan, kalau kita fokus pada perbedaan yang kecil maka bisa menghilangkan kesamaan yang ada dan ini menjadi titik api pemicu perpecahan,” tegasnya.
Amrodji mendukung acara Tadarus Kebangsaan. Menurutnya acara yang digagas LPOI itu sejalan dengan program LDII yakni kebangsaan sebagai prioritas utama.