Pepatah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan sebagai manifestasi penghargaan pada para pahlawan untuk menghargai perjuangannya serta meneruskan cita-citanya yang luhur dan mulia.
Salah satunya adalah setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Sebuah hari yang ditandai terjadinya pertempuran pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Hari yang menjadi saksi sejarah dalam rangkaian perjuangan panjang dan heroik. Begitu banyak pengorbanan dari para pejuang, baik jiwa, raga maupun harta benda dalam merebut dan mempertahankan Republik Indonesia.
Hari Pahlawan adalah salah satu upaya membangkitkan satu semangat bagi bangsa Indonesia. Peringatannya pun dilakukan di berbagai penjuru tanah air. Hal itu karena banyak peristiwa sejarah kepahlawanan di berbagai daerah.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Periode 2009-2019 Soekarwo pernah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menjadikan kota Surabaya sebagai lokasi puncak peringatan Hari Pahlawan. Soekarwo mengatakan Surabaya tidak bisa dilepaskan dari pertempuran 10 November 1945 antara para pejuang dengan tentara NICA dan sekutu. Sekira 160 ribu pejuang gugur dalam pertempuran dahsyat tersebut.
Salah satu tokoh kunci yang terkenal pada saat perjuangan itu adalah Bung Tomo yang mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya. Sebuah perjuangan para pahlawan bangsa ini dalam meperoleh kemerdekaan Indonesia.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Seperti kata Bung Karno “Negara yang besar adalah yang tidak melupakan Jas Merah”. Artinya tidak akan melupakan sejarah suatu bangsa tersebut. Para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak bisa menjadi bangsa dan negara Indonesia seperti sekarang. Kita harus mampu mengenang dan menghargai pejuangan, pengorbanan para pahlawan dan pemimpin bangsa yang menjadi simbol negara Indonesia.
Itulah sebabnya, sejarah bangsa ini telah mendokumentasikan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah “hadiah” dari bangsa lain, melainkan hasil dari perjuangan dan pengorbanan jiwa dan raga para syuhada pejuang serta “founding fathers” (Bapak-Bapak Bangsa) se-Nusantara dengan aneka keragaman latar belakangnya. Mereka berjuang dan berkorban, sejak periode “merebut kemerdekaan” hingga periode kritis ketika harus “mempertahankan kemerdekaan” yang telah diproklamasikan.
Saat ini, menjadi tantangan bersama warga bangsa agar nilai-nilai kepahlawanan tetap terpatri dalam diri seluruh rakyat Indoneaia, khususnya generasi muda.agar kelak mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang mampu menghayati dan meneruskan cita-cita perjuangan para pahlawan.
Hari Pahlawan yang selalu kita peringati hendaknya jangan hanya mengedepankan unsur seremoni belaka, tanpa menghayati nilai-nilai perjuangan yang dipesankan oleh para pahlawan. Akan sangat ironi bila memperingati hari pahlawan sebatas seremoni saja tanpa mengambil tauladan dari nilai-nilai perjuangan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, sebagai generasi muda, kita harus mampu memberi makna baru atas tonggak bersejarah kepahlawanan dengan mengisi kemerdekaan sesuai perkembangan zaman. Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala bidang kehidupan.
Semangat kepahlawanan yang telah ditunjukkan para pahlawan/pejuang dalam pertempuran 10 November 1945 tersebut, hendaknya dapat dijadikan momentum untuk terus melestarikan dan mendayagunakan sikap dan perilaku para pahlawan kusuma bangsa. Mengedepankan upaya untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai kepahlawanan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Bangsa ini sedang membutuhkan banyak pahlawan, dan setiap orang harus berjuang untuk menjadi pahlawan. Dimulai dengan menjadi pahlawan di lingkungan masing-masing. Pahlawan yang mampu mengalahkab keegoisan diri agar menjadi insan berguna bagi bangsa. Artinya, kita menjadi warga yang baik dan meningkatkan prestasi dalam kehidupan masing-masing. Setidaknya kita harus mampu bertanya pada diri sendiri apakah rela mengorbankan diri untuk mengembangkan diri dalam bidang kita masing-masing dan mencetak prestasi dengan cara yang adil, pantas dan wajar.
Kisah perjuangan rakyat Indonesia dalam pertempuran 10 November 1945 muncul dalam buku sejarah pelajaran sekolah mulai dari SD hingga SMA. Kisah tersebut tak hanya menunjukkan sejarah negara, melainkan juga mengajarkan keteladanan kepada anak-anak Indonesia, seperti kejujuran, kegigihan, pantang menyerah, serta melakukan kewajiban dan hak.
Untuk bisa mengenalkan makna Hari Pahlawan kepada generasi penerus bangsa bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari. Misalnya belajar tekun, meraih prestasi di bidang yang diminati, menolong teman yang sedang kesusahan, dan membiasakan untuk mengucapkan terima kasih, maaf, serta tolong kepada orang lain.