Bila para perawi hadits melakukan perjalanan ribuan kilometer untuk mendapatkan satu hadits, apakah umat Islam rela melakukannya untuk mencari ilmu? Harjono warga LDII dari Klaten menempuh perjalanan sekitar 300 km ke Kediri untuk mengikuti Asrama Hadits Ibni Majjah juz 3.
Harjono, warga Klaten, Jawa Tengah ini terbilang luar biasa. Begitu mendengar ada asrama hadits Ibnu Majjah di Pondok Wali Barokah, Kediri, ia membulatkan tekad meraih ilmu. Alasan naik sepeda, bukan karena jalur Klaten ke Kediri tak ada angkutan umum, tapi karena lebih ekonomis bagi kehidupannya yang sederhana.
Mencari ilmu adalah jihad, begitu sabda Rasulullah SAW. Dan semakin berkah bila setiap umat Islam berusaha sekuat tenaga, meskipun uang saku terbatas. Tak ada mobil, sepeda pun jadi. Maka berangkatlah Harjono ke Kediri dengan suka cita, sebagaimana peserta asrama hadits lain, yang mungkin saja naik pesawat atau mobil ber-AC.
Perjalanan Klaten-Kediri dengan sepeda bukanlah perjalanan yang nyaman. Asap kendaraan menyesakkan dada dan panas juga menyengat. Harjono “ngontel” dari Klaten sekitar 09.00 WIB, sekitar sore hari tiba di kota Ngawi, ia istirahat dan bermalam disana. Keesok harinya Harjono melanjutkan mengayuh sepeda onthelnya. Siang harinya ia mampir di Pondok Pesantren Kaliawen untuk istirahat, sholat dan juga sedikit mengistirahatkan kakinya yang letih.
Setelah itu Harjono melanjutkan perjalannya hingga tiba di Pondok Wali Barokah, Kediri satu jam kemudian. Tangga masjid Baitu Ala’ sebelah utara terbilang lokasi favoritnya untuk menerima penyampaian hadits Ibnu Majah. Saat ditemui ia selalu tersenyum, seperti tidak ada tanda kesusahan atas beban yang ia pikul.
Banyak peserta asrama yang memposting dirinya di jejaring sosial dalam perjuangannya menempuh perjalanan panjang, menggunakan sepeda onthel dari Klaten menuju Kediri demi menuntut imu. “Katanya saya masuk internet ya? Padahal internet itu apa saya juga ndak tau hehe” canda Harjono saat ditemui.
Asrama hadits sunan ibnu majah jilid 3 yang dilaksanakan mulai tanggal 1-15 Januari 2014 dibuka langsung oleh Walikota Kota Kediri H Abdullah Abu Bakar. Acara seperti ini rutin dilakukan LDII untuk memberikan ilmu agama seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat, khususnya untuk peningkatan pengetahuan agama.
Asrama Ibnu Majah Jilid 3 kali ini diikuti sekitar 10 ribu orang dari berbagai penjuru Indonesia. Harjono hanya setitik manusia di sana, meskipun dalam keterbatasan materi ia rela mengayuh sepeda onthel dari Klaten, Jawa Tengah hinga Kediri, Jawa Timur. Ia tak ingin ketinggalan dalam menimba ilmu agama. (MT Abdillahsyam/LINES)