Banyak hal yang dilakukan masyarakat dalam memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan RI, seperti yang dilakukan SMA Budi Utomo Jombang yang menggelar wawasan kebangsaan bekerjasama Kodam V Brawijaya, Jombang, Sabtu (20/8).
Kepala SMA Budi Utomo Bambang Wahyudi dalam sambutannya mengatakan bahwa siswa-siswa SMA Budi Utomo Jombang berasal dari penjuru Nusantara, mulai dari Sabang sampai Merauke.
“Kami ingin siswa Budi Utomo yang dari seluruh penjuru nusantara mendapatkan pembekalan wawasan kebangsaan agar NKRI tertanam di jiwa siswa SMA Budi Utomo,” ujar Bambang.
Pabandya Bakti TNI Staf Teritorial Daerah Militer (Sterdam) V/Brawijaya, Letkol Inf Drs. Didi Suryadi, MAP yang menjadi pemateri tunggal dalam seminar wawasan kebangsaan tersebut mengatakan bela negara tidak harus menunggu perang. Didi mengingatkan kepada peserta seminar bahwa bela negara saat ini tidak menggunakan perang fisik maupun perang menggunakan genjatan sejata, melainkan bela negara saat ini perang melawan bangsa sendiri. Didi mengutip yang pernah diungkapkan Presiden Indonesia Ir. Soekarno “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah , perjuangan generasi mendatang lebih sulit karena melawan bangsa sendiri yang jadi penghianat (antek asing, perampok bangsa/rakyat sendiri).”
Oleh karena itu Didi berharap generasi mudah agar memiliki jiwa patriotisme dan rasa nasionalisme yakni sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
“Saat ini bukan lagi menggunakan perang militer akan tetapi perang non militer, yang mana ancaman non militer tidak bisa diatasi dengan alutsista secanggih apapun. Maka hanya bisa diatasi dengan kesadaran moral yaitu bela negara,” ungkap Didi.

Didi menceritakan bahwa kekuatan militer indonesia menduduki rinking 14 dunia dari 126 negara, rinking 1 di Asia Tenggara. Dan pasukan elite TNI membuat merinding dunia. Hal ini bukan berarti memiliki kecanggihan alutsista akan tetapi militer Indonesia mempunyai rakyat Indonesia yang siap membantu untuk menghabiskan lawan.
“Pertanyaannya rakyat yang mana dulu yang bisa menjaga NKRI? apa rakyat yang pakai narkoba yang menjaga dirinya saja tidak mampu? apa rakyat yang lebih suka gaya negara barat atau demam Korea? Oleh karena itu wawasan kebangsaan dan bela negara sangat perlu bagi generasi muda,” ungkapnya.
Melihat generasi muda saat ini akhlak dan moralnya mulai tergerus, sebagian besar melupakan sejarah bangsanya dan lunturnya cinta tanah air membuat Indonesia semakin miris. Dalam data yang dimliki Didi mengungkapkan terdapat sekelompok pemuda yang mencorat-coret bendera merah putih, merubah lirik lagu kebangsaan, hingga seorang artis yang berani merubah lambang negara yang ditayangkan live di salah satu stasiun televisi.
“Ini penghinaan bangsa Indonesia oleh rakyatnya sendiri, saya sebagai warga negara Indonesia dan TNI marah dan tersinggung! Seharusnya orang yang menghina lambang negara dipidanakan dan kalau bisa jangan tinggal di Indonesia,” ungkap Didi.
Didi menegaskan bahwa lambang negara, bahasa, lagu negara tidak boleh dirubah apapun alasannya. Lambang negara merupakan simbol kedaulatan dan kehaormatan negara. Jika seseorang mencoret, menulisi, menggambari, atau merusak lambang negara dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan lambang negara maka akan dijerat pidana penjara lima tahun atau denda 500 juta.
Di hadapan siswa SMA Budi Utomo Didi berpesan adik-adik suatu kelak jika menjadi pemimpin maka bangunlah bagunlah rumah Indonesia yang di dalamnya terdapat Pancasila, UUD 1945 dan NKRI sebagai landasan hidup. (Sofyan Gani)