Pembekalan keterampilan parenting bagi remaja putri dan ibu-ibu usia di bawah 40 tahun menjadi kebutuhan agar bisa mengelola rumah tangga.
Hal itu diimplementasikan dalam Seminar Parenting oleh PC LDII Kecamatan Tambaksari, Minggu (2/10) di Masjid Miftahul Jannah, Ploso, Surabaya. Seminar dihadiri oleh 150 peserta.
“Menjadi seorang ibu bukanlah pekerjaan yang mudah. Ibarat sebuah sekolah ya, Jika madrasah atau sekolahnya baik, maka murid-muridnya akan baik, jika murid-muridnya baik, maka lulusannya pun juga akan baik,” ujar Siti Nurannisaa, Ketua DPP LDII Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga.
Ia menerangkan bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Ibu menjadi barometer baik buruknya sebuah keluarga. Berfungsi atau tidaknya seorang ibu dalam keluarga akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan seorang anak kelak kemudian hari.
“Emosi dan watak seorang ibu itu akan ditularkan melalui perilaku seorang ibu selama mengandung dan mengasuh,” jelas Siti Nurannisaa.
Creative Parenting Practitioners tersebut juga menerangkan bahwa dalam pengasuhan anak peran ayah dan ibu itu sama-sama penting. Namun, stimulasi yang diberikan ayah akan berbeda dengan stimulasi yang diberikan ibu.
“Setiap orang tua memiliki perannya masing-masing. Jika setiap anggota keluarga memahami, melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya dalam mendidik dan mengarahkan anak dengan baik (dengan keteladannya) maka seorang anak akan tumbuh dengan baik pula,” tambah Siti Nurannisaa.
Karena itu kerjasama dalam mendidik anak dalam sebuah keluarga sangatlah diperlukan. Namun, proses pendidikan yang diberikan oleh ibu kepada anaknya sudah dilakukan sejak sang bayi masih dalam kandungan.
“Saat mengandung, segala sesuatu yang ibu lakukan, secara otomatis dirasakan oleh sang bayi. Oleh karena itu seorang ibu harus berhati-hati dalam bersikap dan melakukan sesuatu saat sedang mengandung,” terangnya.
Siti Nurannisa menekankan bahwa ibu merupakan mata rantai yang saling bersambungan dengan berbagai masalah yang ada di dalam rumah. Oleh karena itu ibu wajib mempunyai bekal untuk mengelola rumah tangga. Termasuk para remaja putri yang kelak juga akan menikah. “Tidak harus sempurna, tetapi jadilah ibu yang cukup baik,” pesannya. (ysy)