Ibu merupakan madrasah pertama bagi seorang anak. Ia merupakan pendidik paling utama bagi setiap manusia. Kaum ibu yang ideal tidak sekedar bisa mengandung, namun harus memiliki kualitas. Karena anak-anak yang berkualitas, terlahir dari ibu yang berkualitas.
Tanggung jawab dalam mendidik anak merupakan tanggungjawab kedua orang tua. Namun, dalam praktik keseharian, rata-rata waktu seorang ayah bersama anak-anaknya di rumah tidak sebanyak seorang ibu. Sebab, ayah harus keluar rumah untuk bekerja guna menanggung biaya kehidupan istri dan anak-anaknya.
Itulah mengapa seorang ibu mengambil porsi yang lebih besar dalam hal mendidik anak-anaknya daripada ayah, tanpa menampik kenyataan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab bersama.
Melansir dari laman resmi bpmpriau.kemdikbud.go.id dijelaskan bahwa pada tanggal 22-25 Desember 1928 bertempat di Yogyakarta, para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatera pada saat itu berkumpul untuk mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I.
Dalam Kongres Perempuan Indonesia I tersebut yang menjadi agenda utama adalah persatuan perempuan Nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.
Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan.
Lalu saat Konggres Perempuan Indonesia III. Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno. Melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 ditetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.
Walaupun pada mulanya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Namun misi itulah yang menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang. Terutama untuk bersatu dan bekerja bersama hingga kini dalam mendidik anak-anaknya untuk memperbaiki kualitas bangsa. (ysy)