Indonesia merupakan negara yang pemilik toleransi agama. Hal ini harus disadari oleh masyarakat Indonesia.
“Negara mana yang masyarakatnya bisa ikut merayakan hari besar agama selain Indonesia? Hari Idul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak, Isa Almasih, di Indonesia menjadi hari libur nasional,” ungkap Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo pada Konferensi Pers Pra Munas VIII LDII di Komplek Kantor DPW LDII Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (5/11).
Menurut Prasetyo, pada hakekatnya bangsa Indonesia sudah terbukti sebagai negara paling toleran. Oleh karena itu budaya toleransi agama harus dijaga dan dirawat bersama-sama.
Negara yang membebaskan masyarakatnya untuk mendirikan tempat ibadah cuma di Indonesia. Masyarakat satu kampung mendirikan masjid dipersilakan tapi di negara lain belum tentu bisa. Prasetyo mencontohkan di negara Australia, lahan pertanian tidak boleh dibangun rumah maupun tempat ibadah. Kawan-kawan Indonesia yang menetap disana tidak bisa mendirikan masjid akhirnya mereka membeli gereja. Karena di dalam aturan negara Australia itu merupakan tempat ibadah, gereja dibeli kemudian difungsikan sebagai masjid tidak masalah.
“Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tidak pernah terjadi konflik agama. Kerajaan Sriwijaya (agama Budha) dan kerajaan Majapahit (agama Hindu) tidak pernah perang masalah agama. Jadi kultur bangsa Indonesia tidak mengenal maupun terbayang perang gara-gara perbedaan agama,” imbuh Prasestyo.
Untuk itu menanggapi demo 4 November lalu dan demo susulan Prasetyo mengatakan hak demokrasi kita sesuaikan dengan kaedah demokrasi. Sehingga aspirasi masyarakat tersampaikan dengan baik dan sikap toleransi yang tinggi tetap terjaga.
“Jika ada terlapor terdapat pelanggaran hukum kita serahkan ke kepolisian, jika terlapor melanggar kaedah agama Islam kita serahkan kepada MUI. Jika secara individu ikut berpartisipasi melakukan demo silakan dan itu merupakan hak setiap warga negara Indonesia,” tutupnya.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani
LDII sebagai lembaga dakwah perlu didorong terus agar bisa lebih berperan aktif dalam melakukan dakwahnya secara sejuk kepada mesyarakat luas.
Diharapkan pula agar materi dakwah yang disampaikan bisa membawa hasil yang nyata dalam kehidupan masyarakat sehingga bisa andil dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang agamis, toleran dan produktif. Dengan demikian masyarakat Indonesia akan semakin bersatu, rukun dan jauh dari perpecahan.
Selamat kepada LDII yang telah sukses menyelenggarakan Munas ke VIII, semoga LDII menjadi organisasi keagamaan yang konstributif terhadap kehidupan masyarakat.