LDII akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 10-11 Oktober 2018 mendatang. Peserta Rakernas diperkirakan akan berjumlah sekitar 1.300 orang yang berasal dari 34 DPW LDII dan DPD LDII se-Indonesia. Perhelatan ini menjadi strategis, karena digelar pada tahun politik menjelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 mendatang. Rakernas ini dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyongsong revolusi industri 4.0. Dalam Rakernas tersebut, LDII mengharapkan kehadiran dari kedua capres dan cawapres untuk menerima bidang kerja yang berkelanjutan dari LDII sebagai bentuk kontribusi LDII bagi bangsa.
“Rakernas ini penting bagi LDII, karena selama ini LDII bergulat dalam dinamika dan menghadapi langsung dari problematika masyarakat. Untuk itu, LDII berusaha meringankan beban pemerintah,” papar Ketua DPW LDII Jatim Amien Adhy dalam Media Gathering Menuju Rakernas LDII 2018 di Surabaya, Selasa (11/9). Amien menambahkan, para elit politik yang memiliki otoritas dalam menentukan arah kebijakan pemerintah, nantinya dapat berkomunikasi dengan rakyat melalui organisasi masyarakat (ormas). Sehingga, Rakernas ini dapat menjadi jembatan antara ormas dengan partai politik (parpol) untuk menyelesaikan masalah bangsa melalui berbagai kewenangan yang dimiliki parpol.
Ketua DPP LDII sekaligus Ketua Panitia Pengarah Rakernas, Prasetyo Sunaryo mengatakan bahwa Rakernas ini akan menjadi ‘etalase’ atau ‘jendela’ dari kegiatan LDII yang diperuntukkan bagi pembangunan bangsa. Adapun kegiatan yang diprioritaskan terdiri dari delapan bidang yaitu meliputi dakwah, wawasan kebangsaan, pendidikan dan kecendekiawanan, kesehatan berbasis pengobatan herbal, pangan dan lingkungan hidup, ekonomi syariah, teknologi terbarukan dan konservasi energi, serta teknologi informasi dan teknologi robotik.
Delapan bidang itu bakal menjadi masukan dan bahan pertimbangan dari program kerja pemerintah yang berkelanjutan bagi capres dan cawapres yang akan terpilih nanti. LDII tak hanya berwacana, namun telah melaksanakan delapan bidang tersebut, dan meminta pemerintah untuk menjadikannya sebagai program kerja nasional.
Dengan demikian, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berbasis pada pemenuhan kebutuhan warganya. Sebagai contoh di bidang dakwah, LDII telah melahirkan juru dakwah di lembaga pemasyarakatan (lapas), di daerah terpencil dan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sedangkan, di bidang pendidikan dan pelatihan diharapkan terbentuk generasi penerus yang faqih dalam agama, mempunyai akhlak yang baik, dan mandiri atau profesional yang disebut dengan tri sukses generasi penerus.
Untuk mewujudkan tri sukses itu, LDII membentuk Penggerak Pembina Generus (PPG). PPG ini membuat kurikulum dan berbagai inovasi untuk mendorong terciptanya generasi tri sukses. Selain PPG, LDII membuat program tahfidzul quran, untuk menghasilkan generasi penerus penghafal Alquran yang berperilaku qurani. Sementara di bidang energi terbarukan, LDII telah menyiapkan energi matahari di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur dengan kapasitas 1 MW peak.
Kontribusi lainnya, warga LDII juga mengembangkan tenaga listrik mikrohidro 250 kilowatt di perkebunan teh Jamus di Ngawi, Jawa Timur. Selain untuk mengolah teh, listrik itu digunakan untuk penerangan jalan di perkampungan yang ada di sekitar kebun teh.
Di bidang ketahanan pangan, LDII melakukan inovasi di bidang pertanian melalui padi jenis unggul, penggunaan teknologi pertanian, pembuatan pupuk, hingga manajemen pertanian di Sumenep, Garut, Karawang, Nganjuk, Jombang. Kemudian, pertanian tanah gambut di Kalimantan Barat dan pengembangan eko agrowisata di Pekanbaru. Segala hal yang telah dilakukan LDII merupakan dakwah bil haal, dakwah dengan perbuatan dalam bentuk memberi teladan dan mengajak warga sekitar, sehingga LDII hadir untuk bangsa.
Penulis : M. Fauzi Wibowo (LINES JATIM)