Departemen Komunikasi, Informasi dan Media (KIM) DPP LDII adakan Webinar Pelatihan dasar Jurnalistik yang diikuti oleh perwakilan generasi muda LDII se-Indonesia. Pelatihan tersebut dilaksanakan secara bertahap setiap hari Sabtu dan Minggu, mulai 26 Februari hingga 2 April 2022.
Acara tersebut diikuti oleh 295 titik dan beberapa studio mini yang ada di DPW dan DPD LDII. Salah satu studio berlokasi di kantor DPW LDII Jawa Timur, yang diikuti oleh 11 peserta.
Ketua DPP LDII Rully Kuswahyudi membuka pelatihan dasar jurnalistik tersebut. Rully mengatakan bahwa DPP LDII mengadakan acara pelatihan ini, supaya pengetahuan tentang ilmu dan kemampuan jurnalistik dapat merata ke seluruh DPW, DPD, PC dan PAC LDII yang ada di Indonesia. “Tujuannya untuk memperbanyak SDM agar bisa mengikutsertakan (peserta) menulis dan membuat konten,” ujarnya.
Rully menambahkan, kemajuan LDII bukan hanya tanggung jawab pengurus DPW, DPD, PC dan PAC saja, tapi tanggung jawab semua warga LDII, terutama para pemuda. “Kalau pemudanya cuek dengan kemajuan LDII, maka siapa yang akan meneruskan perjuangan?,” tambah Rully.
Rully juga menjelaskan bahwa saat ini dunia sudah berubah. Meruaknya dunia maya menjadikan pentingnya keberadaan wartawan untuk menjaga citra LDII. “Saat ini telah ada sekitar 40 Website LDII. Maka dari itu sebagai wartawan kita harus peka terhadap situasi yang ada,” kata Rully.
Materi pertama diisi oleh salah satu pengurus KIM DPP LDII, Joko Haryanto tentang cara membangun hubungan dengan wartawan. Dalam pemaparannya Joko membagikan tips-tips mendekati wartawan saat pertama kali bertemu. Misalnya mencari kontak kenalan yang ada di kota dimana kita bertugas. “Jika tidak punya teman di kota tersebut maka kalian harus open dan proaktif dalam mendekati wartawan-wartawan yang ada di lokasi, kemudian simpan nomer HP mereka dan juga harus memiliki jiwa yang berani,” kata Joko.
Sebaliknya, jika tidak ada kenalan, Joko pun memberikan solusinya. “Kalau ndak punya relasi disana, ya kalian sok kenal sok dekat (SKSD) saja, jalin komunikasi dengan wartawan yang ada disana dan harus di follow up,” tambah Joko.
Selain itu Joko juga menjelaskan ciri-ciri dari wartawan bodrex. Dikatakan wartawan bodrex karena wartawan itu sering membuat pusing narasumbernya dan suka melakukan pemerasan terhadap suatu event. Kinerja wartawan bodrex kurang maksimal tapi selalu minta uang saku. “Sebenarnya mereka itu tidak diundang dan mereka juga bukan dari media yang terkenal, tapi tiba-tiba datang dan minta uang saku. Padahal tidak ada dalam anggaran dan kinerjanya nihil,” jelas Joko.
Materi berikutnya dilanjutkan oleh Kepala Departemen Biro KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana. Judul materi yang disampaikan adalah tentang Management Kantor Berita LDII News Network (LINES). “LINES merupakan suatu kelompok kerja dari KIM DPP LDII yang mana tugas lines itu adalah mengerjakan 50% dari tugas KIM DPP LDII,” ujar Ludhy.
Selain menjelaskan tentang apa itu LINES, Ludhy juga memaparkan tentang struktur organisasi yang ada di KIM DPP dengan rinci dan detail beserta tupoksinya masing-masing. Ludhy juga berpesan kepada para peserta bahwa tak hanya kegiatan organisasi saja yang harus diliput dan dijadikan suatu berita. “Teman-teman jangan terperangkap dalam struktur ini saja, tapi buat struktur sesuai kebutuhan. Contoh DPD LDII Jogja yang terkenal dengan pariwisatanya bisa membuat liputan yang bertema wisata,” terang Ludhy.
Setelah itu materi dilanjutkan oleh salah satu anggota Lines DPP LDII, Larasati Dyah yang menjelaskan tentang Teknik Wawancara. Dalam penjelasannya Laras membagikan beberapa tips wawancara yakni membuat pertanyaan, menguasai materi dan membaca riset.
Setelah melakukan wawancara seorang wartawan juga harus bisa mempertanggungjawabkan tentang hasil wawancara yang telah didapat. “Sebelum wawancara harus menyiapkan dulu bahan untuk pertanyaan dan pelajari materi yang akan diliput. Meski tak sempurna, yang penting tau arahnya kemana materi tersebut,” jelas Laras.
Selain itu Laras juga menerangkan tentang jenis-jenis wawancara dalam istilah media, yaitu wawancara secara langsung berdasarkan undangan (bertemu di kantor atau di tempat yang sudah ditentukan), wawancara secara khusus atau eksklusif, wawancara melalui telepon, wawancara melalui pesan teks berupa whatsapp atau sms, mengadakan konferensi Pers, Doorstop dan juga Live Report (melaporkan peristiwa secara langsung). “Wawancara dalam bentuk apapun, seorang wartawan itu harus tetap sopan dan rapi,” ujar Laras (ysy).