Untuk kaderisasi jurnalis muda, Kelompok Kerja Komunikasi, Informasi dan Media (POKJA KIM) DPD LDII Kabupaten Lamongan mengadakan acara Pelatihan Jurnalistik, Minggu (3/10) di Aula Al-Karim, Sugio, Lamongan.
“Melalui acara ini kami berharap peserta dapat berkontribusi disetiap PC dan PAC. Lalu nantinya dibentuk POKJA KIM yang akan membantu KIM yang ada di DPD LDII Kabupaten Lamongan,” ucap Derry, ketua pelaksana pelatihan.
Acara tersebut dihadiri oleh 55 peserta dari PC/PAC se-Kabupaten Lamongan. “Alhamdulillah, sebenarnya untuk jumlah peserta yang ditargetkan hanya sekitar 30-40 orang, tapi dilihat dari data yang masuk itu ternyata melebihi ekspektasi kami,” tutur Derry.
Acara pelatihan tersebut diisi oleh beberapa pemateri, yakni Ketua Departemen KIM DPP LDII Ludhy yang menyampaian dasar-dasar jurnalistik. Sementara pengurus DPW LDII Jawa Timur Ilham Mukhsin Oktavian dan Sofyan Gani Aldinata menyampaikan materi foto jurnalistik.
Ludhy menerangkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya sebuah berita layak untuk dipublikasikan, yakni keterkenalan seorang tokoh yang akan dimuat dalam sebuah berita, besaran atau jumlah orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa, Proximity Geografis (yang dekat selalu menarik), Proximity Psikologis (ikatan batin), hal yang unik, peristiwa konflik, hal-hal yang mengandung uang dan juga sebuah kebijakan atau keamanan.
“Tak semua hal layak di jadikan berita, oleh karena itu sebelum menulis diamati dulu apakah peristiwa tersebut layak untuk dijadikan sebuah berita atau tidak,” terang Ludhy.
Sebelum menulis sebuah berita, seorang wartawan sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu, lalu wawancara dengan narasumber. “Seorang wartawan harus memiliki jiwa percaya diri dalam wawancara. Cara untuk menjadi percaya diri adalah dengan mencari riset terlebih dahulu,” sahut Ludhy.
Selanjutnya, saat materi foto jurnalistik, Ilham memaparkan bahwa sebuah foto bisa memberikan sebuah pesan.
“Selalu ada pesan dalam setiap foto jurnalistik, maka dari itu foto jurnalistik harus asli dan tidak boleh dimanipulasi dan harus sesuai dengan keadaan di lapangan,” ujar Ilham.
Foto jurnalistik yang sempurna harus mengandung unsur 5 W + 1 H, yakni who, what, where, when, why dan how.
“Perlu diingat, foto jurnalistik adalah foto yang mengandung nilai berita, maka dari itu sebelum mengupload berita ke media massa pastikan dulu bahwa foto yang dilampirkan memang benar-benar foto jurnalistik,” tambah Ilham.
Sementara itu Sofyan menambahkan bahwa sebuah foto jurnalistik itu harus menggambarkan suatu peristiwa atau lokasi. “Tak perlu foto dengan kamera yang bagus, yang penting fotonya harus menceritakan sebuah peristiwa tanpa harus dijelaskan,” kata Sofyan.
Selain itu tambah Sofyan, seorang wartawan harus mampu dalam memilih sudut pandang (angle) atau posisi dalam pengambilan sebuah foto dan juga harus mampu dalam mengejar semua moment serta hindari foto bersama. “Kejar semua momen yang ada dan cari angle yang pas, supaya pembaca bisa mengetahui arti dari foto jurnalistik yang kita potret,” tambahnya. (ysy)