Berhasilnya sebuah bangsa salah satunya melalui peran pemudanya dalam mewujudkan toleransi dan persaudaraan. Langkah ini dinilai perlu sebagai upaya memperkuat ukhuwah maupun mencegah timbulnya konflik antar golongan.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi pada kegiatan Pengajian Akbar Pemuda LDII se- Malang Raya di Masjid Roudhotul Jannah, Sukun, Sabtu, (29/10).
Amrodji menjelaskan latar belakang penyelenggaraan kegiatan tersebut karena pemuda merupakan aset bangsa. “Kemajuan suatu bangsa tergantung bagaimana pemudanya bertindak. Keberagaman yang ada seharusnya tidak menjadi penghalang untuk menjalin persaudaraan. Oleh sebab itulah kegiatan ini digelar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Amrodji menjelaskan bahwa mewujudkan sikap toleransi antar golongan sangat diperlukan oleh pemuda-pemuda sekarang. Ia menambahkan keberagaman bahasa, adat, kepercayaan, agama di Indonesia menuntut kita agar bisa menumbuhkan rasa toleransinya.
“Indonesia negara besar, maka harus dijaga dengan membangun ukhuwah. Apalagi sebagai pemuda harus punya bekal mewujudkan tiga konsep ukhuwah,” ujar Amrodji.
Ia menjelaskan salah satu cara untuk mewujudkan toleransi, maka kalangan pemuda diharapkan dapat menjadi motor penggerak ukhuwah atau persaudaraan. Dalam konteks ini, pemuda harus menjadi pelopor toleransi dalam perspektif agama Islam, bangsa dan negara.
“Pertama, konsep ukhuwah Islamiyah, pemuda merasa saling bersaudara satu sama lain karena sama-sama memeluk agama Islam. Kedua, konsep ukhuwah wathaniyah, pemuda bisa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu. Ini sifatnya tidak dibatasi oleh sekat-sekat seperti agama, suku, golongan, dan sebagainya. Ketiga, konsep ukhuwah basyariyah, pemuda bisa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari umat manusia yang satu yang menyebar di berbagai penjuru dunia,” terangnya.
Sementara itu, Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi mengapresiasi kegiatan yang dihadiri sekitar 700 pemuda LDII se-Malang Raya. Menurutnya, kegiatan ini sekaligus mengingatkan dengan momen Hari Sumpah Pemuda yang lalu dan mengajak para pemuda untuk meneladani semangat kebangsaan.
“Kegiatan ini sangat bagus, apalagi belum lama ini kita menjumpai momen Hari Sumpah Pemuda. Artinya semangat kebangsaan itu yang harus kita rawat sampai hari ini. Jangan ada kebencian, jangan ada semangat untuk saling menghabisi atau fanatisme berlebihan. Ini hal-hal yang harus kita kurangi. Jadi pemuda harus berdialog terbuka dan itu dimulai dari diri kita sendiri,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia meminta para pemuda bisa memanfaatkan ilmu teknologi lewat media sosial dengan baik. Menurutnya media sosial harusnya menjadi sebuah forum komunikasi publik untuk melakukan kebaikan dan penyampaian informasi yang layak dikonsumsi oleh masyarakat umum, sehingga akan membawa dampak positif bagi generasi penerus bangsa.
“Sekarang media bisa diakses siapapun yang menggunakannya. Hal ini bisa kita gunakan untuk memulai berdiskusi dan berdialog tanpa memandang perbedaan atau keyakinannya. Kita boleh mengakui benar, kita meyakini apa yang kita yakini benar. Anda meyakini kebenarannya. Tetapi juga tidak selalu harus mengatakan semua yang lain salah. Jangan kita menjadi hakim kebenaran bagi orang lain,” ujar Gus Fahrur, sapaan akrabnya.
Pengajian Akbar Pemuda tersebut diikuti oleh beberapa unsur elemen pemuda seperti GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang ada di kota Malang.
Kegiatan dihelat untuk membangun ukhuwah Islamiyah diantara para pemuda sekaligus menyamakan persepsi tokoh-tokoh muda dalam memahami toleransi internal maupun antar umat beragama. (Naufal/Laily)