Ketua MUI Jawa Timur KH Ali Maschan Moesa memberi solusi bila terjadi perbedaan. Cara menyelesaikannya dengan duduk bersama demi kemaslahatan umat.
“Duduk bareng, harus mujadalah bareng, tetap posisinya sama, itupun dengan cara yang paling baik, paling bagus, tidak boleh saling menyalahkan dan mengkafirkan. Kalau perlu makan rawon atau bakso bersama-sama,” tutur KH Ali Maschan.
Hal tersebut disampaikan dalam pemaparannya pada acara Diklat Dai yang diadakan oleh DPW LDII Jawa Timur, Sabtu (18/6) di Pondok Pesantren Sabilurrosyiddin Annur, Gayungan, Surabaya. Diklat Dai tersebut mengangkat tema “Strategi Dakwah Memperkuat Ukhuwah demi Tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.
KH Ali Maschan menegaskan prinsip berdakwah harus dengan niat kepada Allah atau ilallah, bukan pada niatan yang lain. Ia mencontohkan Rasulullah SAW di zamannya berdakwah ilallah yang mengajak umatnya selalu ingat kepada Allah SWT.
“Tidak ada dakwah yang lebih baik kecuali dakwah ilallah,” imbuhnya.
KH Ali Maschan mengingatkan pada peserta diklat dai agar tak berhenti belajar berdakwah. Selain itu ia menegaskan berdakwah tidak boleh mencaci maki orang lain atau pihak lain yang dapat menimbulkan perpecahan. Ia menyarankan supaya berdakwah sejuk mengikuti jejak Rasulullah SAW.
Diklat Dai ini merupakan program kerja rutin tahunan Biro Pendidikan Agama dan Dakwah (PAD) DPW LDII Jawa Timur yang mengundang sejumlah narasumber. Diantaranya Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kawil Kemenag) Jawa Timur, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Guru Besar UIN KH Achmad Siddiq Jember, Polda Jawa Timur, serta Pengasuh Ponpes Al-Ubaidah Kertosono. Peserta Diklat Dai juga mendapatkan pengarahan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Diklat dai dilaksanakan secara hybrid dengan diikuti 150 peserta perwakilan dari 38 DPD LDII kabupaten/kota serta diikuti lebih dari 1.000 peserta daring yang tersebar di Jawa Timur,” ujar Didik Eko Putro, Ketua Panitia.
Didik menambahkan Diklat Dai DPW LDII Jawa Timur merupakan amanat DPP LDII agar menerapkan dakwah yang santun dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut selaras dengan program Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang memprioritaskan moderasi beragama.
“Moderasi beragama merupakan sebuah upaya menjaga toleransi dan menerima perbedaan sehingga tidak menimbulkan perselisihan,” imbuh Didik.