Selama Ramadhan, polisi Israel telah melakukan dua kali serangan terhadap warga Palestina yang sedang beribadah di Masjidil Aqsa. Peristiwa tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk umat Islam di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso mengungkapkan Ramadhan yang seharusnya merupakan bulan suci yang agung dan damai, berubah jadi pertikaian.
“Ramadan adalah bulan di mana umat Islam di seluruh dunia meningkatkan amal ibadahnya. Ini adalah hal yang membuat kita prihatin bersama. Kami mengecam keras tindakan kekerasan Israel di Masjidil Aqsa dan mengimbau umat Islam untuk mendoakan keselamatan bagi warga Palestina,” ungkap KH Chriswanto Santoso saat ditemui di kantor DPP LDII, Jakarta, Jumat (7/4).
Menurutnya, bila benar polisi Israel menyerang warga Palestina dengan alasan menangkap provokator, maka itu seperti ada udang di balik batu, “Kejadian itu sangat politis, bukan sekadar mengejar provokator. Kemungkinan itu dilakukan untuk mengalihkan perhatian dunia internasional,” tegas KH Chriswanto. Ia menilai, menyerang umat Islam pada bulan Ramadan adalah tindakan yang sembrono dan gegabah, karena Israel sendiri pasti tahu konsekuensinya. Dunia Islam akan semakin antipati.
KH Chriswanto berpendapat, serangan terhadap warga Palestina lebih ke persoalan politis. Pasalnya, di negara Israel sendiri sedang terjadi masalah korupsi besar yang menimpa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kebijakannya yang tidak didukung rakyatnya sendiri, memicu demonstrasi besar-besaran bulan lalu di Israel.
Sebagaimana diketahui, PM Israel Benjamin Netanyahu berencana membuat peraturan baru yang memungkinkan pemerintah bisa memegang kendali penuh atas komite pengangkat hakim. Aturan tersebut juga menyulitkan pengadilan untuk memberhentikan pejabat pemerintah yang terindikasi korupsi. Rakyat Israel melihat reformasi hukum tersebut dianggap malah menguntungkan Benjamin Netanyahu yang sedang menghadapi pengadilan kasus korupsi.
Ada banyak tekanan yang dihadapi oleh rezim Netanyahu, selain isu korupsi, Netanyahu juga menghadapi konstelasi politik yang berubah. Salah satunya adalah pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang membuka pintu perdamaian dengan Iran atas inisiatif China.
“Ini bukan hal yang menggembirakan bagi Israel, apalagi Iran adalah penantang serius eksistensi Israel di Dunia Arab,” pungkasnya.
Terlepas dari motif serangan polisi Israel di Masjidil Aqsa, KH Chriswanto menegaskan dukungan umat Islam di seluruh Indonesia untuk kemerdekaan Palestina tidak pernah padam. Para presiden Indonesia, mulai dari Bung Karno hingga Presiden Jokowi, tetap konsisten dalam mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Tekad tersebut juga menjadi tekad bangsa Indonesia untuk terus membantu rakyat Palestina.