Ketua Tim Kerja Kemitraan Komunikasi Publik Kominfo Jatim Eko Setiawan menyampaikan pentingnya kesadaran masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang salah atau misinformasi dalam bermedia sosial. Menurutnya, disinformasi disebarkan karena kesalahan atau tanpa maksud untuk menyesatkan.
“Disinformasi ini artinya informasi yang keliru, tetapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa itu benar. Sebarannya pun bisa dari berita lama yang awalnya dianggap benar dan disebarluaskan dengan itikad yang baik,” ujar Eko Setiawan saat mengisi materi didepan para Pemuda LDII pada kegiatan TOT Literasi Digital dan Bijak Bermedia Sosial di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Gayungan, Surabaya, Sabtu (29/6).
Menurutnya, disinformasi juga disebabkan karena penyebaran informasi yang begitu cepat dan tidak terbatas, sehingga muncul sisi negatif yakni penyebaran hoaks atau berita palsu.
“Hoaks itu penyebarannya diulang-ulang atau dikelola kembali sesuai kejadian yang lagi ramai saat itu, misalnya setiap momen Pemilu pasti banyak berita hoax yang mengarah ke lawan politiknya dan itu terjadi setiap mendekati Pemilu,” jelasnya.
Maka dari itu, ia mengajak Pemuda LDII agar bisa memahami literasi digital untuk menyeleksi mana informasi yang benar atau tidak.
“Tentunya literasi digital ini penting bagi masyarakat untuk mendorong peningkatan pengetahuan tentang teknologi dan informasi, sehingga lebih menimimalisir penyebaran informasi hoaks dan kejahatan siber,” ungkap Eko Setiawan.