Maraknya berita hoaks yang tersebar di dunia maya memiliki dampak negatif besar bagi publik. Oleh karena itu Biro Komunikasi Informasi dan Media (KIM) DPW LDII mengadakan Training of Trainer (ToT) Literasi Digital dan Bijak Bermedia Sosial dengan tema Membangun Ruang Publik Sehat dan Peradaban Lihur Bangsa dengan Bijak Bermedia Sosial pada Sabtu (29/6), di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyiddin Annur, Gayungan, Surabaya.
Acara tersebut dihadiri oleh 80 peserta yang terdiri dari pengurus Biro KIM dan TIAT se-Jawa Timur. Selain itu juga diikuti Pengurus Pondok Pesantren yang berada di bawah naungan DPW LDII Jawa Timur. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa media sosial bisa menjadi media yang sangat berkembang pesat mulai dari fitur dan teknologinya hingga fungsi serta kegunaannya.
“Dulu Internet itu awalnya digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh, tapi saat ini media sosial bisa digunakan untuk banyak hal, baik yang negatif maupun positif, ” ujarnya.
Dalam survei Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2024 mengungkapkan bahwa Jawa Timur menempati urutan posisi kedua sebagai provinsi dengan jumlah pengguna internet terbesar di Pulau Jawa, dengan 34,06 juta pengguna. Oleh karena itu Sherlita menghimbau untuk warga Jawa Timur supaya tak hanya meningkatkan akses internet tapi juga meningkatkan literasi digital.
“Memiliki tingkat akses internet yang tinggi tapi kemampuan literasi digital yang minim, akan membuat masyarakat mudah terjebak dalam berita hoaks” sahutnya.
Hoaks adalah suatu berita bohong atau informasi yang dibuat-buat dan direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain, hoaks diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang seolah-olah meyakinkan akan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
“Berita hoaks itu isinya sangat meyakinkan dan seolah-olah benar, padahal itu berita yang tidak benar dan itu sangat berbahaya sekali jika tidak di waspadai,” terang Sherlita.
Selain berita hoaks. Judi online dan game online juga sangat berbahaya untuk masyarakat, karena selain akan merasakan kecanduan. Judi online dan game online juga banyak menimbulkan kerugian.
“Game online dan judi online itu seperti lingkaran setan. Karena dari bermain game online bisa menjadi judi online dan jika kalah maka kerugian yang di tanggung nominalnya sangatlah besar,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi juga menuturkan bahwa media sosial saat ini sifatnya adalah abu-abu, artinya tidak jelas.
“Saat ini kalau kita tidak hati-hati dalam memfilter berita. Maka hal itu bisa membayakan diri kita sendiri dan orang lain. Karena jangan-jangan yang kita share adalah berita hoaks,” ujar Amrodji.
Ia menambahkan, di zaman yang modern saat ini. Para remaja dan masyarakat sangatlah candu dengan yang namanya media sosial. Hingga candunya sampai-sampai melakukan pinjaman online atau pinjol dengan jumlah yang tidak sedikit.
“Biasanya berawal dari main game, lalu judi online dan kalah, akhirnya melakukan pinjaman online lalu bingung mengembalikannya akhirnya bertengkar,” terang Amrodji.
Disisi lain Ketua Biro KIM DPW LDII JATIM, Ludhy Cahyana juga menegaskan bahwa masyarakat saat ini sangat minim self censorhip.
“Generasi muda saat ini tidak bisa lepas dari media sosial dan anak muda saat ini sangat berkurang dalam self censorhipnya. Sehingga tidak bisa memfilter suatu konten hingga semua harus viral , karena mereka ingin populer tanpa tau akibatnya,” ujar Ludhy.
Oleh karena itu literasi digital harus ditingkatkan dan sangatlah penting. Supaya terhindar dari hal yang tidak diinginkan. (ysy)