Jakarta (5/10) TNI tetap konsisten menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejak masih bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) hingga berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, TNI tidak pernah terlibat kudeta militer, bagaimanapun kondisi politik nasional.
“Kami warga LDII mengapresiasi TNI, dalam keadaan apapun, sesulit apapun, tetap setia terhadap NKRI. Bahkan saat kondisi negara sedang rentan pada 1998, TNI tak tergoda untuk mengambil alih kekuasaan,” kata Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso.
Chriswanto menambahkan, TNI juga mengedukasi masyarakat tentang nasionalisme dan cinta tanah air. Salah satunya bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan, “Kami bekerja sama dengan beberapa Kodam dan Kopassus dalam pembentukan karakter generasi muda, dalam bentuk pelatihan wawasan kebangsaan dan bela negara,” papar Chriswanto.
Kerjasama tersebut memberi wawasan kepada generasi muda LDII agar menyadari sejarah bangsa dan tujuan berdirinya negara ini. “Kami memiliki program membangun generasi profesional religius yakni generasi alim-faqih, berakhlak mulia, dan mandiri. Dengan kerjasama tersebut, upaya membentuk akhlak yang mulia dan mandiri makin mudah diwujudkan,” tutur Chriswanto dengan lugas.
Chriswanto juga mengapresiasi jajaran TNI karena kepeduliannya terhadap kondisi sosial masyarakat, meskipun realitanya Dwifungsi ABRI sudah tak ada lagi sejak era Reformasi, “Saya menyaksikan TNI sangat peduli dengan kondisi sosial masyarakat melalui Bintara Pembina Desa/Samudera/Angkasa atau Babinsa, mereka terus memantau kondisi masyarakat,” ujar Chriswanto.
Salah satu bentuk kepedulian TNI, khususnya saat pandemi Covid-19, mereka aktif membantu masyarakat melalui bakti sosial hingga menyalurkan vaksin. Selain itu, Babinsa juga terus mendata kebutuhan masyarakat dan memantau berbagai kegiatan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Menurut Chriswanto, jasa TNI sangat besar dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara. TNI berjuang tanpa pamrih menghadapi separatisme. TNI tetap bekerja keras agar negara tidak berpecah belah, meskipun kerap dituduh melanggar HAM, “Tekad yang kuat dan niat yang tulus itu, harus mendapat apresiasi setinggi-tingginya,” pungkas Chriswanto.
Chriswanto berharap, di usia yang ke 76 tahun, TNI bisa makin profesional dan sejahtera sehingga dapat mengawal negeri ini. “Di berbagai wilayah konflik, TNI yang membantu PBB menjadi ujung tombak tekad bangsa Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Profesionalitas TNI harus diapresiasi,” pungkasnya.