Pengurus DPD LDII Kota Surabaya yang dipimpin H. Akhmad Setiadi, S.Si melakukan audiensi dengan Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya, Kolonel CZI Denny Herman di Markas Korem 084/BJ, Surabaya, Senin (22/2/2016).
Dalam kesempatan tersebut Denny menyatakan kesediaannya untuk bekerjasama dengan LDII di berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. “Ayo kita lanjutkan kegiatan. Selama untuk rakyat dan NKRI, kapan pun kami siap,” pungkas Denny.
Tidak hanya itu, Denny pun mendorong LDII agar segera mengantisipasi tentang adanya kegiatan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang sedang marak akhir-akhir ini di Indonesia. LDII diharapkan bisa mengantisipasi agar gerakan LGBT tidak menyebar luas.
“LGBT ini adalah penyakit. Bahkan ada indikasi pendanaan terhadap aksi LGBT. Ini bisa digolongkan sebagai proxy war,” ungkap Denny.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD LDII Kota Surabaya, H. Akhmad Setiadi, S.Si mengatakan, untuk mengatisipasi kemrosotan akhlak, termasuk LGBT, LDII mempunyai program pembinaan karakter yaitu Tri Sukses Generus bagi generasi muda.
“Kami memiliki cara khusus dalam membina generasi muda, yang kami sebut Tri Sukses Generus. Jadi, yang pertama adalah generasi muda haruslah berakhlak baik, kedua haruslah paham atau faqih, dan ketiga adalah mandiri terutama secara ekonomi,” papar Setiadi.
Setiadi juga melaporkan perkembangan DPD LDII Kota Surabaya yang saat ini memiliki 25 PC dan 55 PAC. ia juga melaporkan masjid binaan LDII kini sekitar 60 masjid.
Terkait laporan tersebut Denny mengatakan kegiatan LDII berpotensi untuk disinergikan, salah satunya upaya untuk mengatisiapasi kegiatan LGBT.
“Wah Lumayan itu ada 60 Masjid. Bayangkan jika satu takmir bisa menggerakkan masyarakat di sekitarnya. Jika 60 Masjid akan luar biasa untuk mengatasi persoalan LGBT,” ungkap Denny.
Menurut Denny, permasalahan mendasar kondisi masyarakat sekarang ini ialah masalah budi pekerti yang mengalami kemerosotan dibandingkan zaman dulu. Di Sekolah sekarang hanya menekankan pada keilmuan, tapi melupakan masalah budi pekerti. Akhirnya anak hanya di jejali ilmu tanpa diajari sopan santun.
“Apapun kegiatan yang LDII punya, bisa disinergikan dengan Kami. Hubungan rakyat dan TNI haruslah kuat. LDII adalah bagian dari rakyat itu. Tanpa rakyat TNI tidak ada artinya. Jangan sampai ada pihak-pihak yang menghancurkan negara dengan memprovokasi TNI dengan rakyat,” tutup Denny.
Sumber: ldiisurabaya.org