Perempuan muslim yang memasuki usia nikah perlu mempersiapkan banyak hal. Selain kesiapan mental dan akhlaq, perempuan perlu memahami tentang kesehatan reproduksi.
Melalui gagasan tersebut PC LDII Sukolilo, Surabaya, menggelar Seminar Kesehatan Wanita, di Masjid Luhur Al-Ikhlas, Minggu (4/9). Seminar tersebut tak hanya dihadiri remaja putri, namun juga peserta ibu rumah tangga.
Dewan Penasehat Takmir Masjid Al-Ikhlas, H Musdiq Ali Suhudi mengatakan remaja usia nikah perlu fokus menjadi pribadi yang shalilah serta memahami dasar-dasar kesehatan reproduksi.
“Tidak kalah pentingnya perempuan yang nantinya berumah tangga bisa membangun lingkungan keluarga yang sehat dan harmonis,” tutur Musdiq saat membuka Seminar Kesehatan Wanita.
Seminar tersebut mengundang dua narasumber, yakni Bidan Puskesmas Keputih Suprapti H. Anggraeni dan dr. Inna Fairuuza Firdaus.
Suprapti yang menyampaikan materi kesehatan reproduksi pranikah, mengemukakan, sebuah pernikahan adalah awal terbentuknya keluarga. “Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya,” pungkasnya.
Ia menjabarkan, terdapat tiga tahapan dalam pemeriksaan kesehatan pranikah yaitu, persiapan fisik, persiapan status gizi dan pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada calon pengantin.
“Ketiga pemeriksaan tersebut bisa didapatkan di puskesmas setelah calon pengantin mendapat surat pengantar pemeriksaan kesehatan dari KUA (kantor urusan agama),” tuturnya.
Suprapti menambahkan, kondisi ideal untuk hamil sehat adalah umur 20-35 tahun dengan jumlah kurang dari tiga anak dan jarak kehamilan lebih dari dua tahun.
Selanjutnya, pemaparan materi oleh dr. Inna Fairuuza Firdaus tentang anemia dan kanker pada wanita. Ia mengungkapkan remaja putri sering mengalami anemia karena remaja tumbuh sangat cepat dan mengalami menstruasi.
“Pencegahannya adalah dengan makan makanan dengan gizi seimbang dan minum tablet tambah darah atau TTD secara teratur, satu tablet per minggu. TTD bisa didapatkan di puskesmas terdekat juga,” ucap Inna.
Pada kesempatan itu pula, Inna juga membekali peserta cara mendeteksi sejak dini kanker yang paling membunuh pada wanita, yaitu kanker leher rahim (serviks) dan kanker payudara.
Menurut Inna, angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia masih terbilang tinggi. Saat ini penyakit kanker serviks menempati nomor dua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia. “Untuk mencegah kanker serviks, perempuan harus rajin menjaga kebersihan pada organ intim,” tegasnya.
Seminar kesehatan wanita turut dihadiri Ketua Wanita LDII Surabaya, Hj Daisy Dwijati. Ia berharap seminar wanita terus dirutinkan. Sebab, masih minimnya pengetahuan kesehatan reproduksi di kalangan remaja.
“Wanita LDII, baik ibu-ibu maupun remaja putri agar lebih peduli terhadap kesehatan diri dan keluarganya sehingga dapat melahirkan generasi anak dan lingkungan masyarakat yang sehat dan kuat,” pungkasnya.
Menurut Daisy potensi dan peranan wanita sangat penting. Mereka merupakan agen perubahan yang memegang peran penting di dalam rumah tangga. Terutama untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa.