Penyelenggaraan Workshop Wanita LDII pada Minggu (18/6) tentang “Penguatan Kompetensi Tim BK PPG Melalui Pelatihan Keterampilan Dasar Konseling” merupakan upaya LDII membina generasi penerus melalui bimbingan konseling (BK). Pelatihan tersebut mengundang sekitar 150 orang perwakilan Tim BK Penggerak Pembina Generus (PPG), perwakilan DPD kabupaten/kota, pondok pesantren, dan Pengurus Wanita LDII Jawa Timur.
Acara tersebut diawali dengan sambutan dari Ketua DPW LDII Jatim, KH Moch Amrodji Konawi. Ia menyampaikan bahwa terbentuknya BK merupakan sebagai wujud bentuk keperdulian pengurus LDII terhadap perkembangan generasi muda LDII.
“Pengurus LDII sangat memperhatikan dan memonitoring para generasi muda LDII mulai dari usia TK hingga dia menikah,” ujarnya.
Menurutnya seorang generasi muda benar-benar harus diperdulikan dan diperhatikan dengan seksama sejak dini supaya tidak terpengaruh dengan hal-hal yang negatif, karena merekalah yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan.
“Suatu zaman akan rusak jika dibawa oleh generasi muda yang bodoh,” ungkapnya.
Kemudian acara dilanjut oleh Anggota Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPW LDII Jawa Timur, KH. Hariyono Ichsan. Ia memaparkan tentang “Bimbingan Konseling dalam Perspektif Islam”. Ia menjelaskan bahwa BK pada dasarnya adalah pemberian bantuan yang bersifat psikologi oleh seorang konselor kepada klien yang memerlukan bantuan penanganan masalahnya melalui wawancara agar klien bisa keluar dari masalah yang sedang dihadapi. “Ingat. Yang diberikan bukan materi, bukan berupa uang, bukan berupa benda, tapi adalah pemikiran atau penawaran solusi untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien. Dalam diskusi, konsultasi, atau konseling, yang dicari adalah rasa plong (lega),” tegasnya. Ia bahkan menyampaikan sebuah hadist yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW pun melakukan hal serupa.
Tim BK PPG mempunyai lima fungsi utama, yakni memberikan pemahaman tentang diri dan lingkungan, mencegah dari masalah, membantu mengatasi masalah, menjaga agar tidak kembali terlibat masalah, serta membela hak dan kepentingan klien. Dalam pelaksanaannya, Tim BK PPG perlu selalu berpegang pada asas kesukarelaan, keterbukaan, kerahasiaan, dan kekinian. “Kalau kita mengalami kebuntuan, tidak mampu mengatasi masalah, tidak apa-apa berhenti. Cari bantuan profesional. Itu namanya asas alih tangan,” imbuhnya.
KH. Hariyono membuat analogi lewat sekawanan banteng yang akan diserang sekelompok singa. “Pengaruh kerusakan zaman pasti akan mengancam generasi muda, tidak terkecuali anak-anak kita. Semua banteng dewasa berusaha melindungi anak-anak banteng, meskipun mereka bukan induknya,” jelasnya.Demikianlah LDII mempersiapkan Tim BK PPG dengan keterampilan konseling sebagai usaha untuk bahu membahu melindungi generasi penerus LDII dari pengaruh kerusakan zaman.
Selama kegiatan, peserta melakukan sesi pengamatan, diskusi, dan bermain peran agar dapat secara langsung berlatih teknik dasar konseling, baik verbal maupun non-verbal, di bawah pengawasan dan bimbingan oleh anggota DPP LDII Biro Pendidikan Umum dan Pelatihan Hj. Nana Maznah Prasetyo beserta tim. “Teknik ini penting sekali. Sangat berpengaruh dalam menunjukkan perhatian atau attending yang baik agar orang merasa dihargai,” ujar Nana.
lancar barokah