Surabaya – Rabu, 18 Nopember 2015, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Surabaya menghadiri launching dan seminar nasional INNUS (Institute for Nusantara Studies) di Aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (FDK UINSA) Surabaya. Seminar berlangsung dua hari Rabu hingga Kamis, tanggal 18-19 Nopember 2015.
Acara pembukaan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Laporan Panitia dan dilanjutkan sambutan Rektor UINSA Surabaya.
Sementara itu, Direktur INNUS, Abdul Halim mengatakan INNUS sengaja dibentuk untuk mewadahi para akademisi dan praktisi yang konsen berdiskusi, mengkaji, mendalami dan meriset berbagai hal yang bekaitan dengan nilai humanisme, universalisme Islam, moderat, rahmatan lil alamin dan tidak menggunakan kekerasan sebagai solusi penyelesaian.
Salah satu alasan pendirian INNUS, diungkapkan Halim, berangkat dari kegelisahan kondisi pendidikan di perguruan tinggi dan realitas masyarakat. Kenyataannya Islam yang moderat dan menjunjung tinggi perdamaian mulai tergerus oleh radikalisme dan fundamentalisme. “INNUS hadir untuk memberi manfaat bagi masyarakat secara luas. Dengan berusaha memberikan pandangan Islam yang ramah, santun dan menebar kesejukan berbasis penelitian,” terangnya.
Maraknya paham radikalisme yang masuk ke Indonesia mengancam keutuhan NKRI. Oleh karena itu, lembaga kajian Institute for Nusantara Studies (INNUS) diluncurkan di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Lembaga ini akan bergerak menghadang gerakan-gerakan radikalisme yang mengarah kepada kegiatan terorisme. Namun, pola yang digunakan tentunya berbeda. Halim menambahkan, kondisi sosiokultur masyarakat sudah terdistorsi yang serba kebarat-baratan. Sementara agama banyak dikapitaliasai untuk kepentingan tertentu. Kondisi ini yang memudahkan paham-paham radikalisme kian tumbuh subur. Tidak hanya di perkotaan, melainkan sudah masuk di kalangan pedesaan.
Selain Gus Mus, hadir pula dalam kesempatan ini Prof. Dr. KH. Abd. A’la, MAg (Rektor UINSA), Imam Besar Masjid Keraton Surakarta, Institut Of Nation Development Studies (INDES) Yogyakarta, akademisi dan ratusan mahasiswa UINSA, Politeknik Kesehatan Negeri Surabaya, ITATS, Unair, UPN dan UNESA.
Seminar nasional ini mengambil tema “Tauhid Kemenangan dan Reformulasi Kultural Masyarakat Nusantara” dengan menampilkan beberapa nara sumber yakni:
- KH. A. Mustafa Bisri (Membingkai Masyarakat Nusantara Berbasis Islam Kultural)
- DR. Ramlan Surbakti dari Fisip Unair Surabaya (Islam dan Politik Kebangsaan)
- Ulil Abshar Abdalla dari Komunitas Utan Kayu (Islam dan Nilai-Nilai Kebangsaan)
- DR. H. Nur Syam, Msi, Sekjen Kemenag RI (Jejak Kearifan Lokal Masyarakat Nusantara)
- DR. H. Warsono, Msi, Rektor Unesa (Menyandingkan Desa-Kota dalam Perspektif Multikultural)
- H. Imam Nahrawi, Menpora RI (Mendisain Kantong Budaya Anak Muda Nusantara)
- DR. Jusuf Irianto, Unair Surabaya (Bonus Demografi Masyarakat Nusantara: Mau diapakan?)
- KH. As’ad Ali, Mantan Wakil Kepala BIN dan Ketua PBNU (Islam Moderat: Bingkai Keberdayaan Masyarakat Nusantara)
- Emha Ainun Najib (Cak Nun), Budayawan (Disain Masyarakat Nusantara: Membangun Kultur Meningkatkan Daya Saing)
Dalam acara tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Kota Surabaya diwakili oleh H. Imam Pujiarto, S.Sos, MSi selaku Wakil Ketua DPD LDII Kota Surabaya serta turut berperan aktif dalam kegiatan tersebut.