Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) terus menargetkan putra-putri LDII menjadi generus yang faham agama, berakhlakul karimah dan mandiri. Generus LDII tidak hanya rutin mengaji namun juga menghafal ayat-ayat suci Al Quran untuk membentuk generasi tahfidzul Quran.
Minggu (24/4), untuk kedua kalinya Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur menggelar Halaqah Akbar Tahfidzul Quran.
Acara yang diikuti para santri halaqah ini menampilkan para tahfidz Al Quran. Para santri mendapatkan pengetahuan tentang keutamaan seorang penghafal Al Quran dari pengajar Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri.
Salah satu peserta halaqah, Abdu Samah asal Cikarang yang memiliki kekurangan penglihatan namun berhasil menghafal 10 Juz Al Quran.
Dalam menghafal Al Quran dukungan keluarga sangat besar terutama orang tua. Dengan dorongan orang tua para santri tidak hanya berhasil dalam ilmu agama namun juga ilmu dunia.
Pengajar Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri H. Abdul Aziz Ridwan mengatakan mereka dalam halaqah Al Quran tidak terikat di satu tempat, tidak harus di pondok pesantren. Mereka bisa melakukannya di rumah sehingga halaqah mereka lebih optimal karena orang tua bisa ikut andil untuk membuat putra-putrinya menghafal Al Quran.
“Maka mereka yang sepanjang hidupnya membaca Al Quran, orang tuanya akan mendapat kiriman pahala,” tutur Aziz.
Penulis: Sofyan Gani
Editor: Widi Yunani