Jakarta – Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Abdullah Syam, menyerukan semangat rekonsiliasi bangsa usai pemilihan presiden 9 Juli lalu. Menurut Abdullah, perselisihan antara kedua kubu capres-cawapres yang berlarut-larut akan membuat Indonesia menjadi lemah.
“Perselisihan berlaurt-larut malah membuat bangsa Indonesia lemah. Persatuan dan kesatuan adalah modal sosial. Jangan sampai dinamika Pilpres merusak modal sosial bangsa Indonesia,” terangnya.
Hal ini diungkapkannya saat menyampaikan sambutan pada acara Halal bi halal bertema ‘Dengan Silaturrahmi Syawal Membangun Kelestarian Ukuhwah Islamiyah, Basyariah dan Wathoniah’ di gedung DPP LDII lantai 3, Jalan Tentara Pelajar no 28 Patal Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2014) malam.
Dalam kesempatan itu, hadir juga perwakilan Majelis Ulama Indonesia, Umar Shihab, Ikhwan Syam dan Malik Madani. Juga perwakilan Kedutaan Besar Singapura, Karen Teu, Kedubes Palestina, Taher Hamad dan Kedubes Maroko, Rifki Zakaria.
Abdullah juga mengimbau untuk mendukung siapa pun pemenang Pilpres tahun 2014 ini. Meski demikian, presiden terpilih juga harus tetap dikritisi.
“Menang atau kalah itu takdir. Tetulis dalam Lauh Mahfudz. Siapapun pemenangnya harus kita dukung. Sebaliknya pemenang harus dikritisi bila menyimpang, menyeleweng atau mengingkari,” ujarnya.
Menurut Abdullah, konsekuensi logis dari dua pilihan pada Pilpres, yaitu menimbulkan ketegangan yang hingga kini belum surut. Melalui Ukhuwah Islamiyah, Abdullah mengatakan, LDII mendorong terjadinya kerukunan dan keteraturan sosial tanpa memandang sekat suku, ras dan agama.
“Kita adalah satu bangsa, untuk itu sangat penting menjaga ukhuwah wathoniah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan,” tutupnya.