Hari Pramuka Sedunia atau Hari Kepanduan Sedunia diperingati tiap 22 Februari. Tanggal diambil dari hari lahir pendiri gerakan kepramukaan dunia, Jenderal Robert Baden Powell, 166 tahun lalu, tepatnya 1987.
Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Pemuda Kepanduan Olahraga dan Seni Budaya (Korbid PKOSB), Edwin Sumiroza mengatakan, Hari Pramuka Sedunia mengajak gerakan Pramuka Indonesia dan para pemangku kepentingan untuk terus menggelorakan pentingnya pendidikan karakter generasi muda.
“Hal ini bertujuan agar anak muda dari unsur Pramuka terus melanjutkan perjuangan bangsa, terutama menyiapkan bangsa ini meraih bonus demografi menuju Indonesia Emas,” ujarnya.
Pada hari bersejarah ini, kata Edwin, semua anak Pramuka dapat meniru semangat dari pendiri gerakan kepanduan, ”Baden Powel memiliki semangat berbagi yang tinggi kepada generasi muda. Mulai dari pengalaman selama bertugas di lapangan dan alam terbuka. Hingga teladannya, agar para orangtua jangan berhenti melatih dan menyiapkan generasi muda,” tuturnya.
Edwin yang juga aktif sebagai Ketua Sakonas SPN mengatakan dalam gerakan Pramuka, generasi muda diharapkan bisa menjadi pribadi yang berguna, bermanfaat bagi lingkungan sekitar dengan sifat luhur yang kesatria.
Banyak nilai-nilai Pramuka yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tambah Edwin yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Satuan Komunitas Nasional Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN).
“Sako SPN kepanjangan tangan atau representasi gerakan Pramuka Indonesia. Sako SPN ingin mengantarkan generasi penerus bangsa mencapai Tri Satya dan sukses menjadi generasi yang alim-faqih, berakhlak mulia dan berkepribadian mandiri,” katanya.
Untuk mencapai titik tersebut, lanjut Edwin, tentu harus memiliki tabiat yang luhur yang merepresentasikan Dharma Pramuka, “Latihan kesehariannya harus dilakukan dengan giat dan tekun serta didampingi para pembina dan ustadz-ustadznya,” ujarnya.
Senada dengan Edwin, Ketua Pinsakonas SPN, Herlan Maulana memaknai Hari Pramuka Sedunia sebagai refleksi learn from the past and prepare for the future.
“Bapak Pramuka sedunia, Robert Baden Powell mengajak para generasi muda untuk berani menghadapi tantangan dengan berkegiatan di alam bebas. Enam hari berkemah di alam bebas lebih bermakna daripada enam bulan di kelas belajar ilmu teori,” ujar Herlan Maulana.
Untuk itu, kata Herlan, Sako SPN memaknai bahwa generasi muda harus berani menghadapi tantangan zaman dengan belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu, “Kami belajar tidak hanya di dalam ruang kelas tetapi juga harus keluar di alam bebas, karena alam juga akan mengajarkan kita bertahan hidup,” ujarnya.
Ia melanjutkan, Sako SPN telah menerapkan pendidikan kepramukaan sebagaimana Robert Baden Powell mengajarkan keberanian untuk membela tanah airnya. Hal itu juga diterapkan di Sako SPN bahwa setiap anggota Pramuka Sako SPN harus berani membela NKRI. Selain itu juga harus bisa mempertahankan keutuhan NKRI dari ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri.
“Sako SPN sejak dikukuhkan telah melaksanakan banyak kegiatan bela negara termasuk bekerja sama dengan Kopassus untuk mendidik anggota Sako SPN,” ujarnya.
Sementara itu, posisi Sako SPN dalam Gerakan Pramuka di Indonesia merupakan implementasi Undang-Undang No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, “Dalam undang-undang tersebut termaktub, setiap warga negara Indonesia yang berusia tujuh sampai dengan 25 tahun, berhak ikut serta sebagai peserta didik dalam pendidikan kepramukaan,” ungkap Herlan.
Herlan juga menjelaskan mengenai target Sako SPN dalam membangun generasi bangsa, “Untuk membangun bangsa, kami mewujudkan generasi yang Tri Sukses, yaitu alim-faqih, berakhlaqul karimah dan mandiri,” lanjutnya.
Ia menambahkan, para anggota Sako SPN harus memahami makna dari enam tabiat luhur. Diantaranya, jujur, amanah, berhemat dan kerja keras, rukun, kompak dan kerja sama yang baik.