DPW LDII Jawa Timur menggelar upacara Peringatan Hari Pahlawan, pada Minggu (10/11), di Bumi Perkemahan CAI Kosambiwojo, Wonosalam, Jombang. Upacara diikuti 400 kader utusan dari DPD LDII kabupaten/kota se-Jawa Timur dan para santri pondok pesantren.
Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam sambutannya ia mengajak generasi muda melanjutkan semangat juang kepahlawanan kemerdekaan, dengan berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Para pahlawan berangkat perang mengusir penjajah senjata apa adanya. Bahkan bambu runcing pun bisa digunakan sebagai senjata. Namun saat ini tidak mungkin menggunakan strategi seperti itu lagi, karena musuh kita sebenarnya adalah kebodohan dan ketidakrukunan generasi bangsa,” ujar Amrodji.
Ia berharap melalui pendidikan saat ini, baik di sekolah, kampus hingga pondok pesantren, bisa menjadi bagian untuk mengisi kemerdekaan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Amrodji menegaskan kekuatan utama menjaga keutuhan bangsa ialah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.
“Menjaga persatuan dan kesatuan antarkomponen daerah, siapapun mereka, suku, bangsa, apapun agamanya, perlu kita rangkul bersama. Kita jaga persatuan dan kesatuan ini sehingga apa yang menjadi semboyan kita NKRI harga mati selalu milik kita bersama,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono menilai, momentum peringatan Hari pahlawan hendaknya digunakan sebagai refleksi untuk mensyukuri kemerdekaan yang diperjuangkan pendahulu. Ia juga mendorong generasi muda meningkatkan kontribusi positif untuk perubahan sosial dan kemanusiaan. Baik itu secara nasional, maupun di kancah global.
Singgih, yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro itu menilai, di era modern saat ini, definisi tentang “pahlawan” telah mengalami perubahan signifikan. Di zaman dahulu, pahlawan sering kali dikaitkan dengan perjuangan fisik. Terutama, dalam konteks peperangan, perlawanan terhadap penjajahan, atau upaya mempertahankan ideologi bangsa. Namun, di zaman sekarang, definisi pahlawan jauh lebih luas dan lebih kompleks.
“Sekarang ini definisi pahlawan lebih luas, yaitu seseorang yang bisa memberikan kontribusi secara signifikan dalam bidang kehidupan. Baik itu sosial, ekonomi, lingkungan, pendidikan dan sebagainya. Nilai-nilai yang bisa diperjuangkan oleh orang yang dipandang sebagai pahlawan adalah nilai-nilai yang lebih universal,” ujarnya.
Merujuk pada ajaran dalam Islam, Singgih mengungkapkan, sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
“Pahlawan zaman sekarang adalah mereka yang memberi manfaat positif bagi masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, maupun keadilan sosial. Pahlawan masa kini adalah mereka yang memiliki dedikasi, keberanian, dan kemampuan untuk menegakkan kebenaran serta menegakkan keadilan bagi orang banyak,” ujarnya.