Jajaran DPW LDII Jawa Timur menggelar pertemuan dengan Sekretaris One Pesantren One Product (OPOP) Jatim Mohammad Ghofirin, pada Rabu (23/10).
Pertemuan selama satu jam di Kantor DPW LDII Jawa Timur tersebut untuk menjalin kolaborasi LDII dan OPOP Jawa Timur dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren.
“Cita-cita kami menjadikan pesantren tidak hanya sekedar tempat mengaji, pesantren mempunyai kemandirian ekonomi. Tentu saja akan berdampak besar pada perekonomian bangsa,” ujar Samiono, Wakil Ketua DPW LDII Jawa Timur.
Ia mengatakan, dalam meningkatkan perekonomian berbasis masjid dan pesantren, LDII membangun usaha bersama (UB). Tercatat, saat ini sudah berjumah 260 unit UB di setiap PC dan PAC LDII se-Jawa Timur. Berkolaborasi dengan OPOP Jawa Timur, Samiono berharap UB bisa berkembang dan melahirkan produk-produk unggulan.
Kolaborasi LDII dan OPOP Jawa Timur merupakan salah satu kontribusi LDII di bidang ekonomi syariah, bagian dari delapan klaster LDII untuk Bangsa.
Sementara itu, Sekretaris OPOP Jawa Timur Mohammad Ghofirin mendukung dan membuka pintu kolaborasi dengan LDII. Menurutnya program LDII selaras dengan program Pemprov, mewujudkan kemandirian ekonomi pondok pesantren melalui program One Pesantren One Product (OPOP).
Gus Ghofirin, sapaan akrabnya, memaparkan OPOP merupakan program yang dibangun Gubernur Khofifah Infar Parawansa pada 2019 silam. Program OPOP diadopsi dari Program One Village One Product (OVOP) program pembangunan regional di Jepang yang bertujuan untuk mengembangkan potensi daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal.
“Singkat cerita Agustus 2019 OPOP dibentuk terus berkembang sampai saat ini 1.210 pondok pesantren yang sudah berdayakan dan menjadi program prioritas Pemprov,” ujarnya
Gus Ghofirin mengungkapkan, program OPOP sudah tercantum dalam Pergub No. 43 tahun 2023. Dalam Pergub tersebut berbunyi OPOP adalah suatu program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren dan alumni.
Ia juga menjabarkan di dalam program OPOP terdapat tiga pilar utama yaitu pesantrenprenuer, santriprenuer, sosioprenuer.
“Dari tiga pilar ini tujuan akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat. Bukan hanya kesejahteraan santri, alumni dan pesantren, tetapi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.