Kolaborasi para ulama dengan pemerintah (umara), memungkinkan proses pembangunan di Jawa Timur, bahkan di tingkat nasional berjalan dengan baik. Para ulama mampu mengkomunikasikan tujuan pembangunan sekaligus memberi masukan kepada pemerintah.
Hal tersebut ditegaskan Ketua DPW LDII Jawa Timur, Amrodji Konawi saat memberikan sambutan pembukaan acara silaturahmi syawal di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur, Surabaya pada Sabtu (27/4).
Dalam kesempatan itu, Amrodji menekankan pentingnya peran ulama dan umara dalam menjaga stabilitas negara. Menurutnya, ulama-ulama Jawa Timur, terutama dari LDII, terus mendukung pemerintah sesuai dengan ajaran Al Quran dan sunah Rasulullah.
“Rencana pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur, sebagai langkah awal dalam mempererat hubungan antara ulama, umara, dan pemerintah untuk memajukan masyarakat dan membangun bangsa,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa esensi dari acara ini adalah untuk memaafkan dan meminta maaf, yang merupakan bagian penting dari tradisi halalbihalal. Ia menambahkan acara ini juga diisi dengan silaturahim Syawal, yang bertujuan untuk memberikan tausiyah kebangsaan kepada para hadirin.
Menurutnya, Pemilu kali ini relatif lebih damai ketimbang sebelumnya, yang penuh dengan labelling dan stigma. Ia pun menyebut penggunaan istila “kampret”, “cebong”, “kadrun”, dan lain sebagainya, merupakan bentuk merendahkan pihak lain. Dan ia menegaskan stigma seperti itu, tidak seharusnya terjadi di negeri ini, karena bukan bagian dari watak bangsa.
Ia juga percaya bahwa jika organisasi keagamaan, suku, dan ras bisa bersilaturahim, Indonesia akan menjadi negara yang kuat, “Oleh karena itu, ia mendorong agar masyarakat tidak terjebak dalam permusuhan dan saling merangkul untuk menciptakan kesatuan tanpa perbedaan,” pungkasnya. (FWI/LINES)