Surabaya (ANTARA News) – DPW Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (LDII) Jawa Timur menangkal masuknya paham ekstrem dari gerakan “Islamic State of Iraq and Syria” (ISIS) ke dalam lembaga dakwah itu dengan tiga pola.
“Pola pertama adalah kami akan meningkatkan komunikasi internal dengan jamaah kami,” kata Ketua DPW LDII Jatim H Christianto Santoso MSc di Surabaya, Jumat malam.
Di sela “Silaturrahim Syawal 1435 H” yang dihadiri Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori dan Ketua PP Muhammadiyah Prod Syafiq Mughni, ia menjelaskan pola kedua adalah meningkatkan kesejahteraan jamaah melalui program pengembangan ekonomi yang berbasis masjid.
“Pola ketiga adalah meningkatkan komunikasi eksternal dengan ormas Islam. Insya Allah, kalau kita sering ketemu secara internal dan eksternal, maka pengaruh ISIS dapat kita mentahkan,” katanya.
Namun, ia berharap penyikapan terhadap ISIS hendaknya tidak berlebihan, karena akan menyudutkan Islam.
“Karena itu, kami Jatim mendukung langkah cepat pemerintah provinsi yang tidak mengizinkan gerakan ISIS masuk Jatim,” katanya dalam acara yang juga dihadiri pengurus LDII se-Jatim.
Senada dengan itu, Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori menegaskan ISIS bukan agama, melainkan ideologi bersifat politis.
“Karena ideologi, maka Pemprov Jatim sudah menyikapi secara tegas dengan penolakan, karena ideologi yang bertentangan dengan Pancasila itu memang tidak cocok untuk kita, apalagi masyarakat sepertinya juga tidak tertarik dengan ISIS,” katanya.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Prod Syafiq Mughni menyatakan ISIS harus disikapi hati-hati, karena bila berlebihan akan membuat Islam menjadi tersudut.
“Akhirnya, Islam akan dianggap sebagai agama yang suka kekerasan, padahal Islam itu merupakan agama yang proporsional antara perdamaian dan keadilan atau peace and justice,” katanya.
Penulis: Edy M ya’kub
Editor: Jafar M. Sidik