Pasca Hari Raya Idul Fitri, DPW LDII Jawa Timur menggelar Silaturahim Syawal 1445 H dan Tausiyah Kebangsaan. Acara digelar di Aula Pondok Sabilurrosyidin Annur, Surabaya, Sabtu (27/4), bertepatan dengan 18 Syawal 1445 H. Adapun tema yang diangkat adalah Sinergi Ulama dan Umara untuk Mewujudkan Ukhuwah Basyariyah Demi Tetap Tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketua DPW LDII Jawa Timur, KH. Moch Amrodji Konawi dalam pidato sambutannya mengatakan, bahwa Silaturahim Syawal menjadi sarana pertemuan berbagai elemen masyarakat. Tampak hadir Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa beserta wakilnya Emil Elestianto Dardak, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono serta Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiarsono. Selain itu juga dihadiri berbagai tokoh agama seperti Konghucu, Budha, Protestan maupun Advent di Jawa Timur.
“Kewajiban kami sebagai ormas Islam, antara lain punya kewajiban untuk turut merawat dan memberikan penguatan demokrasi pasca pemilu 2024 dan nantinya akan menyongsong pilkada 2024,” ujar Amrodji.
Selain itu, lanjutnya, Silaturahim Syawal menjadi media dimana ulama dan umara bisa berjalan beriringan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kami terinspirasi tausyiah dari KH Anwar Iskandar, pada saat beliau memberikan tausiyah peresmian Gedung MUI. Islam dan sulthon, Islam dan pemerintahan ini adalah saudara kembar yang harus berjalan seiringan. Di mana Islam merupakan pondasi dan negara sebagai penjaga. Jika pondasi (agama) runtuh maka peran penjaga (negara) juga akan runtuh,” tambah Amrodji.
Ia juga mengatakan kegiatan silaturahim tersebut bertujuan untuk memperkuat ukhuwah basyariyah dan hubungan kenegarawanan antar sesama. Menurutnya, momen ini sangat tepat terlebih dilaksanakan setelah selesainya proses Pemilihan Presiden.
“Rangkaian pemilu sudah selesai, maka mari kita perkuat kembali ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathaniyah sesuai dengan tema kegiatan ini,” tambah Amrodji.
Selanjutnya, Amrodji mengatakan ulama-ulama di Jawa Timur khususnya dari LDII tidak pernah memberikan kritik terhadap program kerja Jawa Timur selama dipimpin Gubernur Khofifah.
“Bukan berarti tidak berani mengkritik, tapi apa yang sudah dilakukan Ibu Khofifah selama menjabat sudah berjalan dengan baik dan bisa mengayomi semua elemen masyarakat di Jawa Timur tanpa memandang agamanya. Dan inilah yang disebut oleh Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang adil,” papar Amrodji.
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso berpesan agar LDII melanjutkan peran aktifnya menyukseskan berlangsungnya Pilkada di Jawa Timur, pada November 2024 nanti.
“Setelah kita sukses menjaga Jawa Timur dengan aman dalam gelaran Pilpres kemarin, maka saya berharap LDII bisa kembali berperan aktif dalam mensukseskan Pilkada, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,” pesan Chriswanto.
Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono juga memberikan sambutannya. Ia menekankan pentingnya hubungan ulama dan umara dalam menyukseskan pembangunan di Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, Adhy Karyono meminta doa para ulama sebab menurutnya hubungan ulama dan umara tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa, pada sambutannya menyatakan kesanggupanannya untuk maju Kembali menjadi calon Gubernur Jatim periode mendatang. “Insya Allah, jika Allah Ridha saya akan berproses kembali untuk pencalonan Gubernur Jawa Timur,” ucapnya.
Khofifah juga berpesan agar ulama dan umara terus bergandengan tangan dalam membangun Jawa Timur.
“Banyak hal yang harus kita bangun. Penguatan demi penguatan, perbaikan demi perbaikan. Tapi bahwa kalau kita bergandengan tangan dan kita punya niat bersama, menjaga agama dan mengatur negara. Pada posisi seperti inilah keberseiringan antara ulama-umara menjadi sangat strategis. Tokoh-tokoh agama yang hadir di sini semuanya, terima kasih, bahwa partnership yang terjadi selama ini alhamdulillah Jawa Timur aman dan Allah jaga ketentraman, Allah jaga partnership diantara kita semua. Maturnuwun semuanya,” pesannya.
Pada penghujung acara, Ketua Umum MUI KH Muhammad Anwar Iskandar memberikan tausiyahnya terkait hubungan ulama dan umara dalam membangun bangsa. Rais A’am PBNU tersebut mengingatkan, Syawal adalah bulan dimana saat meningkatkan amal sholih, meningkatkan kualitas iman kepada Allah.
“Mari kita maknai Syawal ini adalah momentum untuk mengingatkan kepada kita bahwa kita ini pasti akan mati. Bekal terbaik adalah kita bangkit, kita giatkan tawadhu kita kepada Allah, kuatkan iman kepada Allah, tingkatkan kualtias amal sholih kita. Itulah sebaik dan seberuntungnya orang,” paparnya.
Menurutnya, semua komponen bangsa harus saling menguatkan. “Hidup adalah satu kesatuan, siapapun kalian. Ulama, pejabat, pengusaha, cendekiawan. Kalau bicara tentang state (bangsa) maka hakekatnya kita itu seperti tubuh yang satu. Yang satu menguatkan yang lain. Gubernur mendukung program ulama. Ulama mendukung program gubernur,” tambahnya.
Rangkaian acara ditutup pembacaaan doa oleh Khodimul Ma’had Nurul Haromain Malang, KH. Ihya’ Ulumiddin.
Bravo LDII Jatim dg sinergitas antara Ulama dan Umara insya Alloh Negara yg Baldatun Thoyyibatun warobbun Ghofur bisa terwujud