Ketua DPD LDII Jember, Akhmad Malik Afandi, mengapresiasi serta mendukung kegiatan Forum Anak Desa (FAD) Prisma Pakeling, yang ada di desa Wringintelu Kecamatan Puger.
“Program desa layak anak ini sejalan dengan program Tri Sukses LDII tentang pembinaan generasi penerus, yaitu alim faqih, berakhlaqul karimah dan mandiri. Maka ke depan LDII bisa bekerjasama dengan Forum Anak Desa untuk bersama-sama mewujudkan generasi bangsa yang unggul, cinta tanah air dan memiliki enam tabiat luhur,” kata Malik pada sambutannya di acara Halal Bihalal FAD Prisma Pakeling, Minggu (5/6).
Malik lebih merinci tentang enam tabiat luhur yaitu jujur, amanah, kerja keras hidup hemat, rukun, kompak dan kerjasama yang baik. Menindaklanjuti hal tersebut, LDII Jember akan bersinergi dengan FAD Prisma Pakeling dalam membangun kesejahteraan anak dan pembinaan generasi bangsa.
FAD Prisma Pakeling dibentuk sebagai upaya mewujudkan pembangunan desa yang ramah terhadap pemenuhan hak, kebutuhan dan kepentingan terbaik bagi anak. Tujuan lainnya sekaligus membentuk moral yang bermartabat bagi masyarakat sekitar dan bermanfaat bagi nusa dan bangsa.
Acara yang dihelat di kediaman salah satu warga LDII, Susilowati itu dihadiri oleh Fasilitator Anak Daerah, Kepala Desa dan tokoh masyarakat yang ada di desa Wringintelu.
Sementara itu, Ketua Fasilitator Daerah FAD Kabupaten Jember, Kiki, menuturkan bahwa FAD yang ada di Desa Wringintelu ini menjadi percontohan di Kabupaten Jember. Bahkan, FAD Prisma Pakeling pernah dikunjungi tamu dari Jenewa utusan UNICEF untuk melihat langsung aktivitas dan perkembangan anak di desa itu.
Kegiatan forum FAD ini dibawah naungan Organisasi JARAK, LPKP Jatim, ECLT Foundation, yang dipimpin Anwar Sholihin, di bawah pengawasan Pemerintah Kabupaten Jember.
Pada April lalu, rumah Susilowati tersebut menjadi lokasi pembuatan film pendek tentang penanaman sejarah bangsa kepada anak-anak. Lokasi itu dipilih karena di tempat itu banyak ditampilkan nilai-nilai sejarah bangsa seperti foto pahlawan nasional, barang kuno zaman kerajaan dan motivasi perjuangan dari tokoh pendiri bangsa.
“Ini sangat bermanfaat kepada anak anak guna menanamkan jiwa patriotisme mulai dini, pungkas Kiki.
Kiki menambahkan Forum Desa Layak Anak juga mengajarkan pendidikan moral Pancasila yang dulu pernah ada di setiap materi sekolah. “Namun pelajaran itu telah lama tidak diajarkan kembali sehingga anak-anak tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Pendidikan Moral Pancasila yang dulu biasa disebut PMP,” lanjutnya.
Kiki berharap generasi muda dapat mengembangkan budaya membaca di tengah gempuran pengaruh gawai. “Terlalu banyak anak-anak yang kesana kemari sibuk dengan gawai yang hanya digunakan untuk bermain game,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut Kiki, forum tersebut ingin mengajak anak-anak untuk menggunakan gawai itu sebagai alat yang bermanfaat.