DPW LDII Provinsi Jawa Timur melaksanakan Diklat Dakwah dan Fiqh Angkatan Ke-5 di Gedung SAC, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Diklat berlangsung mulai Sabtu (30/10) hingga hari ini.
Diklat ini mengambil tema “Dialektika Dakwah Inklusif dan Fiqh Transformatif”. Mencerminkan sebuah sinergi antara lembaga dakwah dan lembaga akademis.
Sekitar 94 orang peserta ikut dalam diklat ini. Terdiri dari utusan DPD Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, utusan pondok LDII, dan ormas lain seperti NU.
Dai sebagai penyampai dakwah, memiliki kewajiban menciptakan suasana damai saat berdakwah. “Dai yang menyejukkan dan provokatif itu beda tipis,” ujar Ketua DPW LDII Provinsi Jawa Timur Drs.Ec. H.M. Amien Adhy. Untuk itu Amien menambahkan, LDII mengundang Polda Jatim untuk memberikan pemahaman tentang kamtibmas.
Sementara itu, sisi akademis dari diklat ini ketika memadukan metode pendekatan berdasarkan pendidikan dan pengajaran kepada para peserta. Kelak, para peserta bisa mentransformasikan pengetahuan yang diperoleh dalam diklat kepada masyarakat di wilayah masing-masing peserta.
“Di samping aspek pendidikan dan pengajaran, ada juga pengabdian ke masyarakat. Ini sekaligus mentransformasikan antara dakwah dan fiqh,” kata Sahid, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sahid menambahkan, bahwa dakwah tidak bisa dipisahkan dari fiqh. Keterkaitan dakwah dan fiqh ini sekaligus bisa membendung paham radikal. “dakwah tanpa menggunakan fiqh akan radikal. Orang itu maunya menang sendiri. Apalagi ingin membentuk Negara dan sebagainya. Ini kan bahaya,” tambah Sahid.
Materi yang diberikan dalam diklat, selain tentang hukum-hukum Islam, juga menyangkut materi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Wakil Dirut Binmas Polda Jatim, Dulfi Muis, SH, SIK ikut menjadi salah satu narasumber.
“Tugas Polri menjaga keamanan hingga ke tingkat desa. Permasalahan-permasalahan tingkat desa. Menjaga situasi di Jatim ini. Jangan sampai terjadi konflik sosial maupun komunal,” tutur Dulfi.
Menurut Dulfi komunikasi dengan masyarakat merupakan hal penting “Kita harus berdialog, berkomunikasi. Jangan sampai masyarakat disakiti,” jelasnya.