Tim dari Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) DPD LDII Surabaya memanfaatkan Canva for Education sebagai Ruang Kolaborasi. Sasarannya adalah remaja LDII Surabaya agar lebih mudah melakukan kerjasama tim, khususnya dalam bidang desain.
“Dengan menggunakan Ruang Kolaborasi di Canva for Education, kita bisa melakukan kerja kelompok dengan teman-teman kita tanpa harus bertatap muka atau biasa disebut dengan daring,” ujar Yessy Septiani Yuono salah satu pemateri dalam acara tersebut.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Workshop Pelatihan Canva Tingkat Dasar yang diadakan oleh Tim INFOKOM DPD LDII Surabaya, Sabtu (18/2) di Aula Masjid Miftakhul Jannah, Karang Empat. Acara tersebut dihadiri oleh 58 peserta.
Canva adalah sebuah platform desain grafis yang mudah digunakan daripada perangkat lunak grafis lainnya. Canva juga bisa diakses melalui Aplikasi Canva di HP Android maupun web browser yang diakses melalui laptop.
“Desain yang kita buat di Canva Android akan tetap muncul ketika kita mengakses desain tersebut melalui Canva web di laptop,” terang Yessy.
Selain mudah diakses. Canva juga memiliki banyak template dan elemen yang dapat digunakan dalam membuat suatu desain. Jika menggunakan Canva Gratis maka tak semua template dan elemen dapat digunakan secara bebas, berbeda dengan Canva Basic/Pro yang harus dibeli setiap bulan ataupun setiap tahun. Namun, selain Canva Gratis dan Canva Basic/Pro terdapat juga Canva for Education yang khusus digunakan dalam dunia pendidikan dengan akses yang hampir sama dengan Canva Basic/Pro.
“Ketika teman-teman telah bergabung dalam Kelas Tim INFOKOM, yakni Dunia Desain di Canva for Education, maka secara otomatis Canva kalian akan berubah menjadi Canva for Education,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa melalui fitur ruang kolaborasi Canva, suatu tugas desain bisa diakses dan dikerjakan secara bersamaan dengan tim dalam satu waktu yang sama di tempat berbeda.
“Saat kita sedang melakukan desain di ruang kolaborasi canva, kita akan mendapatkan sebuah notif tentang siapa saja anggota tim yang pada saat itu sedang membantu kita dan apa saja yang dilakukan,” terang Yessy.
Selain Ruang Kolaborasi pada Canva for Education, Tim INFOKOM DPD LDII Surabaya juga memberikan fasilitas kepada Remaja LDII Surabaya berupa Google Drive Unlitimited sebagai wadah untuk para Remaja LDII Surabaya dalam menyimpan dokumentasi, baik berupa file, foto maupun video.
“Jangan khawatir memori HP kalian menjadi full karena menyimpan banyak dokumentasi kegiatan, upload saja di Google Drive, itu akan lebih aman dan bisa diakses sewaktu-waktu,” sahutnya.
Tak hanya itu Tim INFOKOM DPD LDII Surabaya juga menyosialisasikan tentang E-News buatan mereka, yakni sebuah sistem yang bisa mempermudah merangkum suatu kegiatan.
“Sebelum mengisi E-News, terlebih dahulu kalian harus bisa menentukan tentang what, who, when, why, where, dan how (5W+1H) dalam sebuah acara yang akan dijadikan suatu berita kegiatan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Febrilana Azza Adilah yang akrab dipanggil Azza juga menyampaikan materi tentang cara pemilihan warna dalam sebuah desain grafis.
“Warna adalah nyawa dari sebuah desain,” terang Azza.
Ia menuturkan bahwa tak boleh sembarangan mencampuradukkan warna dalam sebuah desain, karena itu akan sangat mempengaruhi desain.
“Pakailah warna sesuai kebutuhan desain kalian dan jangan berlebihan. Karena itu akan membuat desain kalian menjadi tidak menarik,” jelas Azza.
Disisi lain, Ketua Pelaksana yakni Dicky Rahman Halim juga menyampaikan bahwa selain meningkatkan skill dalam hal desain grafis, Dicky berharap para peserta juga dapat menjadi pemuda yang unggul di era digital.
“Semoga semua peserta dapat meng-upgrade kemampuannya dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi yang ada saat ini,” sahut Dicky.
Dalam pelatihan tingkat dasar, Dicky berharap para peserta tidak berhenti untuk terus belajar dan belajar dalam mengasah kemampuan di bidang desain.
“Setelah acara ini, saya harap semua akses kolaborasi yang telah diberikan oleh Tim INFOKOM DPD LDII Surabaya dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar,” ujar Dicky.
Peserta pelatihan, Namira Nurma Yulia juga berharap bahwa acara pelatihan ini tak hanya berhenti di tingkat dasar. Namun terus diadakan hingga tingkat profesional.
“Diharakan untuk ke depannya, kegiatan serupa dengan tingkat lanjutan dapat dilaksanakan, sehingga upgrading knowledge dapat terus berkelanjutan,” ujar Namira. (ysy)