Ketua DPW LDII Jawa Timur KH Moch Amrodji Konawi beserta jajaran menemui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur, Kamis (7/9). Pada pertemuan tersebut, Amrodji menyampaikan lima poin program LDII.
Pertama, Amrodji menyampaikan agenda Rakernas LDII yang akan dilaksanakan 7-9 November mendatang di Jakarta.
“Dalam kesempatan ini tentunya kami sangat berharap adanya masukan-masukan dari Bakesbangpol yang akan kami bawa dari Jawa Timur terkait dengan program-program pada 2024 nanti,” ujar Amrodji.
Di samping itu, LDII menggagas 8 program pengabdian untuk bangsa, yaitu diantaranya kebangsaan, keagamaan, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan, teknologi digital, dan energi baru terbarukan.
“Program delapan klaster tersebut kami selaraskan dengan program gubernur Jawa Timur,” imbuh Amrodji.
Kedua, dalam menyambut pagelaran Rakernas, lanjut Amrodji, pada bulan Agustus DPW LDII Jawa Timur telah menggelar berbagai macam kegiatan. Diantaranya kerja bakti nasional, bersih-bersih sampah plastik di sebelah barat Jembatan Suramadu, dan pembagian 5.000 bibit hortikultura.
Ketiga, DPW LDII Jawa Timur sedang menyelesaikan penulisan buku wawasan kebangsaan. Buku tersebut akan menjadi salah satu materi bagi santri-santri Ponpes Al Ubadiah Kertosono Nganjuk, yang nantinya siap untuk diterjunkan di masyarakat.
“Disamping mereka sebenarnya sudah mendapatkan wawasan kebangsaan namun belum terbukukan dengan baik. Dan kami akan launching pada 10 November,” ujarnya.
Keempat, memasuki pemilu serentak 2024, Amrodji menyampaikan intruksi DPP LDII yaitu mengimbau warga LDII bersikap netral aktif. Maksud netral ialah bebas memilih, dan aktif berarti tidak boleh sampai golput.
“Dengan catatan, bahwasannya warga LDII dilarang sampai kemudian terbawa arus politik identitas. Karena politik identitas itu akan mengkooptasi segmen masyarakat yang beresiko terhadap rusaknya nilai persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” tegasnya.
Amrodji menyampaikan, sebagai wujud mendukung serta menyukseskan Pemilu damai, DPW LDII Jawa Timur bekerjasama Polda Jawa Timur akan menggelar sosialisasi “Pemilu Damai 2024”. Sosialisasi tersebut akan diikuti DPD LDII Kabupaten/Kota se-Jawa Timur secara hybrid dengan terpusat di Kantor DPW LDII Jawa Timur.
Kelima, Indonesia sebagai negara besar dengan multietnis, suku dan agama, maka harus dijaga keragaman dan kemajemukannya terutama menjelang Pemilu 2024. Amrodji memohon kepada pemerintah untuk selalu mengantisipasi gerakan-gerakan yang berusaha merusak persatuan. Salah satunya dengan membenturkan antaranak bangsa serta memanfaatkan pemilu yang berpotensi merusak kerukunan.

Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Jawa Timur Eddy Supriyanto menyampaikan sejumlah program kerja yang sudah dilakukan Bakesbangpol, sekaligus menjadi masukan materi untuk Rakernas LDII.
Pertama, tingginya kasus penyalahgunaan narkotika. Menurutnya status darurat penyalahgunaan narkotika tidak hanya tugas Kepolisian, BNN dan pemerintah daerah, tapi tugas bersama.
Bahkan, Eddy mengungkapkan penyalahgunaan narkotika kini menyasar di sekolah, pesantren, hingga tempat ibadah. “Kami menemukan kasus, banyak mushala kecil tidak dipakai untuk shalat tapi dipakai untuk nyabu. Cukup Rp 50 ribu sudah bisa nyabu lengkap beserta alat dan tempatnya. Kemarin kami sidak, di samping-samping mushala banyak ditemukan bekas alat sabu. Dan ini PR kita bersama, mungkin bapak-bapak di tingkat bawah ikut bersama kami menyosialisasikan, baik di sekolah, pesantren, dan di tempat umum,” ungkapnya.
Kedua, mencegah penyebaran ideologi radikalisme dan terorisme di Indonesia. Penanganan tersebut membutuhkan kerjasama semua pihak. “Kami berupaya terus, karena penanganan kami berbeda dengan instasi yang lain. Kami lebih merangkul,” ujar Eddy.
Bentuk perhatian Bakesbangpol diantaranya membagikan sembako kepada keluarga eks terorisme, memberikan lapangan pekerjaaan mengelola lahan 51 hektar kebun kopi di Pacet, budidaya madu, konveksi baju muslim, hingga menyekolahkan kejar paket bagi yang putus sekolah.
“Harapan kami, perhatian para kyai bersama-sama kembali merangkul kembali anak-anak yang salah jalan tadi. Jadi sebenarnya meraka adalah anak-anak bangsa yang kebetulan salah jalan. Kita yang harus meluruskan,” imbuhnya.
Ketiga, Bakesbangpol mengingatkan masyarakat, agar tidak berkegiatan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Kekayaan Indonesia karena keberagaman suku, agama, ras dan golongan dengan berbagai kepentingan politiknya, maka jangan sampai dirusak oleh ujaran kebencian.
“Kita ini kan dari berbagai suku, agama, ras, golongan bahkan beberapa kepentingan-kepentingan politik. Jadi kebanyakan mereka tidak memahami berbeda untuk bersama. Jadi kalau ada masalah sedikit saja, akhirnya membully, membuat ujaran-ujaran kebencian dan sebagainya,” kata Eddy.
Penanganan para pelaku ujaran kebencian, tambah Eddy, sudah diatur dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. “Itu sudah ada Surat Edaran dari Kepolisian. Tugas kami dari pemerintah menyosialisasikan kepada semua pihak. Awal munculnya konflik, salah satunya adalah dari ujaran kebencian,” ujarnya.
Ia pun mencontohkan dampak pelontaran ujaran kebencian, seperti perusakan dan kekerasan yang mengakibatkan kematian. Menurutnya, meredam ujaran kebencian bukan hanya tugas pemerintah tapi seluruh masyarakat, “Kalau ada yang sudah menimbulkan konflik, kerusakan dan sebagainya, pasti ada ketentuan hukum dari aparat sesuai perundangan yang berlaku. Maka, bila masih bisa kita rangkul, supaya tidak diulangi lagi karena itu sangat merusak dan bisa mengganggu keamanan,” jelas Eddy.
Bagi Eddy, ujaran kebencian merupakan pemicu konflik. Karenanya ia mengimbau masyarakat agar lebih bijak memilah informasi, “Kami berpesan kepada masyarakat agar bijak dan pintar menggunakan media sosial. Karena media sosial itu bisa menjadikan kita sukses ataupun hancur. Media sosial kalau kita gunakan secara positif, untuk kepentingan pembelajaran teknologi, itu pasti membangun. Tapi kalau itu dipakai untuk ujaran kebencian, memfitnah, membully dan lain sebagainya, itu akan merusak generasi bangsa,” papar Eddy.
Ia berharap masyarakat bisa mengendalikan emosinya serta mau menerima beragam perbedaan yang ada. “Maka dari kami, pertama, memohon supaya masyarakat bijak. Kedua, kita dari berbagai kepentingan atau kelompok masyarakat, kita harus menjaga hati, ucapan kita. Carilah saudara sebanyak-banyaknya. Jangan sampai menyinggung atau membuat orang lain marah. Kita menahan karena kita berbeda untuk bersama. Kekayaaan kita itu beda. Kalau ada selisih paham, semua bisa diselesaikan secara musyawarah mufakat, secara kekeluargaan,” harapnya.
Terkait Pemilu yang akan datang, Eddy menyatakan, semua calon pemimpin baik itu capres- cawapares, calon gubernur-cawagub, calon legislator dan sebagainya, mereka adalah orang-orang pilihan. Mereka sudah melalui proses politik sesuai peraturan perundang-undangan.
“Kami berpesan kepada masyarakat, siapapun yang terpilih, mereka adalah pilihan masyarakat. Itu adalah wakil kita. Siapapun yang menang harus kita terima dan hormati untuk lima tahun ke depan,” ujar Eddy.