Masa remaja adalah masa yang dinamis, masa yang aktif, masa untuk berkarya dan mengaktualisasikan diri. Penuh energi, penuh semangat, penuh harapan. Karena itulah, energi dan potensi yang demikian besar tersebut perlu dikelola dengan baik dan disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang positif. Dengan makin disibukkan dengan kegiatan yang positif, diharapkan para generasi muda tidak sempat untuk menganggurkan diri menyia-nyiakan potensi mereka, apalagi melakukan kegiatan yang negatif.
Oleh karena itu, Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Surabaya melalui bidang Penggerak Pembina Generus (PPG) berkomitmen untuk memfasilitasi generasi muda dengan rangkaian kegiatan-kegiatan positif secara terpadu dan berkesinambungan.
Diharapkan, dalam satu bulan tidak sampai miskin kegiatan. Hal ini harus ada pemetaan dan pengaturan distribusi kegiatan. Itulah yang disampaikan oleh wakil ketua PPG Kota Surabaya, Bambang Wiranto, SH dalam acara studi banding PPG Kota Surabaya dengan PPG Kota Kendari, Jumat (6/11) lalu.
Bambang menjelaskan, tanpa pemetaan dan sinkronisasi waktu yang terukur, maka dapat menyebabkan kurang meratanya distribusi kegiatan dalam satu tahun. “Kurang bijaksana jika ada penumpukan kegiatan di bulan-bulan tertentu, sementara pada beberapa bulan lainnya terjadi kekosongan kegiatan”, jelas Bambang dalam acara yang berlangsung di Sekretariat PPG Kota Surabaya.
“Pemetaan dan sinkronisasi waktu ini kami lakukan sebelum finalisasi rencana kegiatan PPG Kota Surabaya untuk satu tahun berikutnya,” lanjut Bambang.
Jika ada beberapa kegiatan dari bidang maupun divisi yang menumpuk di waktu tertentu, maka seyogyanya harus dijadwal ulang, agar tidak justru saling mengganggu kegiatan lainnya. “Tentu penjadwalan ulang ini butuh kebesaran hati dari bidang dan divisi yang mengusulkan kegiatan tersebut (jika nantinya waktu kegiatannya digeser dari waktu semula),” lanjut Bambang.
Dalam sesi tanya jawab studi banding yang dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan wawasan dan motivasi dari kedua belah pihak tersebut, memang muncul pertanyaan dari salah satu peserta studi banding dari Kota Kendari yang menanyakan bagaimana cara mengelola kegiatan yang demikian banyak agar semuanya dapat berjalan efektif. Selain masalah pemetaan, banyak juga hal-hal lain yang dibahas dalam acara yang berlangsung selama lebih kurang tiga jam tersebut. Acara ditutup dengan serah terima cendera mata dari kedua belah pihak dan foto bersama. (Riko Lazuardi)